Jakarta, CNN Indonesia -- Berbagai negara bahu-membahu mengevakuasi warganya keluar dari Yaman yang kini tengah berkecamuk. Indonesia sendiri tercatat telah membantu evakuasi beberapa warga asing, di antaranya Singapura dan Filipina.
Proses ini bukan tanpa tantangan. Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNIBHI) Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal, menuturkan mencekamnya situasi evakuasi warga dari Al Hudaydah, Yaman, menuju Jizan, Arab Saudi. Belasan rintangan berupa pos pemeriksaan milik faksi yang bertikai menghadang, membuat perjalanan para WNI tersendat.
"Dari Al Hudaydah ke Jizan itu harus melalui berbagai
checkpoint, sekitar 17 titik yang masing-masing dikuasai oleh faksi yang berbeda-beda," ujar Iqbal sesaat setelah menghadiri konferensi pers di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (6/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agar perjalanan aman, pemerintah menunjuk Duta Besar Republik Indonesia untuk Yaman, Wajid Fauzi, memimpin langsung proses evakuasi karena fasih dan biasa berdiplomasi menggunakan bahasa Arab. Wajid juga telah menghubungi pemimpin tiap faksi sebelum akhirnya melakukan perjalanan evakuasi.
Dengan bendera merah putih berkibar di atas mobil, Wajid, seperti dituturkan Iqbal, di setiap pos pemeriksaan berkata, "Kami dari Indonesia. Kami bersahabat dengan semua bangsa Yaman. Buat kami, semua bangsa Yaman adalah sahabat."
Tak hanya itu, Wajid juga meminta agar rombongan-rombongan evakuasi WNI selanjutnya diberikan koridor kemanusiaan ketika melewati jalur tersebut. Namun, belakangan proses pengamanan diperketat.
Perbedaan ini mulai dirasakan ketika Wajid memimpin evakuasi terakhir yang membawa 40 orang. Beberapa petugas di pos keamanan mulai masuk ke dalam mobil untuk memastikan status kewarganegaraan orang di dalamnya.
"Ini yang kita khawatirkan. Kita mau membantu, tapi kita harus pastikan bahwa itu negara yang tidak berpihak di dalam konflik karena itu akan mempersulit," ucap Iqbal.
Meskipun harus melalui serangkaian pemeriksaan yang mencekam, Wajid berhasil mengevakuasi 302 warga dari Al Hudaydah ke Jizan. Di antara jumlah tersebut, terdapat beberapa warga Yaman yang merupakan istri dari WNI.
Saling bantu evakuasiSebelumnya, pemerintah juga telah membantu mengevakuasi belasan warga Singapura dan Filipina dari Aden ke Djibouti. Menteri Luar Negeri RI, Retno Lestari Priansari Marsudi, memastikan bahwa Indonesia akan terus berkoordinasi dengan negara lain dalam upaya mengevakuasi warga.
"Saya sudah berkomunikasi di antaranya dengan Thailand, Filipina, Latvia, India, dan Sri Lanka. Kesepakatan kami adalah bila memungkinkan, kita akan saling bantu untuk mengevakuasi warga," kata Retno.
Sementara itu, kini 89 WNI masih terkepung di Aden. Menurut penuturan Retno, 89 orang ini seharusnya dievakuasi bersama 10 WNI yang sudah berhasil berlayar ke Djibouti. Namun, pecahnya perang antara beberapa faksi di Aden membuat proses tersebut terhambat.
Kota Aden di selatan Yaman memang jadi tempat perebutan antara militan Syiah Houthi yang dibantu pasukan pendukung presiden terguling Ali Abdullah Saleh dengan para tentara pro-Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Pertempuran tiga pihak itu terjadi di tengah gempuran koalisi pimpinan Arab Saudi ke Yaman untuk memberantas Houthi. Kisruh inilah yang menyebabkan proses evakuasi terhambat.
Selain di Aden, ribuan WNI lain juga tersebar di berbagai penjuru Yaman. Dari sekitar tiga ribuan WNI tersebut, sebanyak 42 orang kini sudah berhasil dievakuasi ke Jizan, Arab Saudi. Sementara itu, sebanyak 40 orang telah ditransfer dari pusat konflik di Sanaa menuju al-Hudaydah dan 150 WNI telah berkumpul di Hadhramaut.
"Mereka semua sudah siap untuk dievakuasi ke Indonesia. Saat situasi memungkinkan, tentu akan langsung dievakuasi," kata Retno.
Sebenarnya, pemerintah telah menggodok rencana evakuasi sejak Houthi mulai mengambil alih pemerintahan pada September lalu. Sejak evakuasi dilaksanakan pada Desember, kini 700 dari 4.159 WNI sudah tiba di Tanah Air.
(den)