Jakarta, CNN Indonesia -- Tiongkok mendorong Jepang untuk memberikan pendidikan layak bagi generasi mudanya. Seruan ini sekaligus menyatakan bahwa Tiongkok satu suara dengan Korea Selatan dalam mengecam buku pelajaran Jepang yang mengklaim pulau-pulau sengketa.
Dilaporkan Reuters pada Selasa (7/4), Korea Selatan memanggil Duta Besar Jepang di negaranya dan mengingatkan bahwa penerbitan buku pelajaran tersebut merupakan pertanda negeri sakura tersebut siap mengulangi masa lalu perang kolonial.
Menurut Korea Selatan, dalam buku pelajaran tersebut Jepang mengklaim pulau yang menjadi sengketa antara kedua negara, yaitu Dokdo atau disebut Takeshima oleh Jepang. Pulau tersebut menjadi sengketa sejak penjajahan Jepang atas Semenanjung Korea pada 1910 hingga akhir Perang Dunia II pada 1945.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Jepang juga memiliki pulau sengketa dengan Tiongkok. Pulau itu disebut Senkaku oleh warga Jepang, sedangkan orang Tiongkok menyebutnya Diaoyu. Dalam buku pelajaran tersebut, Jepang juga mengklaim pulau sengketa ini.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hua Chunying, mengatakan bahwa Jepang harus mendidik generasi muda dengan pandangan sejarah yang tepat.
"Tak peduli apapun maksud Jepang menerima penerbit mengenai kesalahan posisi ini, tidak akan mengubah fakta fundamental bahwa Pulau Diaoyu adalah milik Tiongkok," ujar Hua.
Hua menekankan bahwa Jepang harus kembali menoleh ke belakang, mengingat sejarah militer di Nanjing. Dalam pertempuran pada 1937 tersebut, Tiongkok mengklaim bahwa tentara Jepang membunuh 300 ribu warganya.
Hubungan antara Jepang dengan Korea Selatan dan Tiongkok memang kerap panas. Korea Selatan dan Tiongkok menganggap para pemimpin Jepang enggan meredakan ketegangan akibat sengketa peninggalan masa perang ini. Masalah penerbitan buku ini datang hanya beberapa pekan setelah hubungan antara ketiga negara mulai cair.
Sebelumnya, ketiga menteri luar negeri mengupayakan penguatan ikatan dan merencanakan pertemuan para pemimpin negara sesegera mungkin. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, bahkan sudah bertatap muka untuk pertama kalinya pada November lalu. Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, juga merencanakan pertemuan langsung dengan Abe.
(stu)