AS Berencana Hapuskan Kuba dari Daftar Pendukung Terorisme

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Rabu, 08 Apr 2015 09:55 WIB
Menyusul pemulihan hubungan dengan Kuba, Amerika Serikat berencana untuk menghapuskan negara sosialis ini dari daftar negara pendukung terorisme.
Kuba termasuk dalam daftar negara pendukung terorisme sejak 1982, ketika negara ini membantu pemberontakan Marxis. (Reuters/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat akan merekomendasikan agar Kuba dihapus dari daftar negara yang diduga mendukung terorisme. Langkah ini dinilai akan membantu pemulihan hubungan Havana dan Washington.

Langkah ini diungkapkan oleh sumber yang dekat dengan rencana ini namun tidak mau disebutkan namanya pada Selasa (7/4), menyusul pengumuman normalisasi hubungan AS dengan Kuba pada 17 Desember lalu.

"Kami berharap Kuba akan dihapus dari daftar tersebut," kata sumber itu, sembari memperingatkan bahwa hingga saat ini pemerintahan Barack Obama belum mengumumkan langkah ini secara resmi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Reuters, sumber tersebut menyatakan bahwa Departemen Luar Negeri AS dapat segera memberikan rekomendasi kepada Obama dalam satu hingga dua hari ke depan.

Sementara, Obama sendiri telah memerintahkan peninjauan kembali terkait masih bertenggernya Kuba di daftar negara pendukung terorisme. Obama berjanji di bertindak cepat segera setelah menerima rekomendasi Departemen Luar Negeri.

"Segera setelah saya mendapatkan rekomendasi, saya akan berada segera bertindak," kata Obama dalam wawancara dengan National Public Radio, dikutip dari Reuters.

Pada Rabu (8/4), Obama berangkat ke Jamaika, lalu ke Panama untuk menghadiri KTT Amerika yang berlangsung pada 10 hingga 11 April mendatang. Dalam kesempatan tersebut, Obama akan bertatap muka dengan Presiden Kuba Raul Castro.

Rencana ini juga sebelumnya sempat diungkapkan oleh wakil penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Ben Rhodes, yang menyatakan bahwa rencana ini tengah digodok, namun dia tidak bisa memprediksi kapan rencana ini akan diterapkan.

"Kami berharap bahwa kemungkinan tersebut kini dalam tahap akhir. Tapi kami dan Departemen Luar Negeri tidak bisa memperkorakan kapan," kata Rhodes, dikutip dari CNN, Selasa (7/4).

Masih bertenggernya Kuba di daftar negara pendukung terorisme yang dibuat oleh AS dinilai menjadi penghalang besar bagi rencana AS dan Kuba untuk kembali membangun hubungan diplomatik dengan membuka kedutaan besar di masing-masing negara.

Untuk menerapkan rencana, sumber tersebut menyatakan bahwa AS meminta jaminan kepada pemerintah Kuba bahwa negara sosialis ini tidak akan lagi mendukung terorisme di masa mendatang.

Selain memperlancar hubungan kedua negara, dihapuskannya Kuba dari daftar negara pendukung terorisme dapat berujung pada dicabutnya sejumlah sanksi keuangan terhadap negara itu. Namun, seluruh embargo yang diterapkan AS atas Kuba tetap berlanjut, karena hanya bisa dihapuskan oleh Kongres.

Meskipun demikian, jika Obama setuju untuk menghapuskan Kuba dari daftar tersebut, diperlukan waktu sekitar 45 hari bagi Kongres untuk meninjau keputusan ini.

Kuba termasuk dalam daftar negara pendukung terorisme sejak 1982, ketika negara ini membantu pemberontakan Marxis. Semenjak itu, Havana berhenti mencoba menyebarkan revolusi Marxis dan telah berulang kali mengecam terorisme. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER