Jakarta, CNN Indonesia -- Kecamuk perang di Yaman semakin tak menentu. Upaya evakuasi warga negara Indonesia dari salah satu pusat perang Yaman, Aden, juga semakin sulit. Untuk itu, Menteri Luar Negeri RI, Retno Lestari Priansari Marsudi, berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri Malaysia untuk membahas kemungkinan evakuasi warga kedua negara melalui jalur darat.
Di awal pembahasan, Retno menuturkan bahwa masih ada 89 WNI di Aden yang belum bisa dievakuasi dan terpaksa ditampung di asrama. Malaysia menitipkan 63 warganya di dalam asrama Indonesia.
Menurut Retno, setelah pekan lalu gagal dievakuasi, seharusnya 89 WNI dan 63 warga Malaysia ini menyeberang ke Djibouti melalui jalur laut pada Selasa (7/4). Namun, rintangan kembali menghalangi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWI-BHI) Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, menuturkan bahwa upaya evakuasi tersebut tersendat di pos pemeriksaan terakhir.
"Di checkpoint terakhir, pihak keamanan memberi syarat bahwa mereka akan mengizinkan masuk ke pelabuhan asal kapal sudah standby. Sementara, kapal memberi surat bahwa kalau semua WNI sudah siap baru kapal merapat," ujar Iqbal.
Pihak pemilik kapal memiliki alasan tersendiri melemparkan syarat tersebut. Pasalnya, saat pekan lalu kapal sudah merapat, WNI ternyata tidak dapat dievakuasi karena alasan keamanan. Kapal pun terkatung-katung di lautan selama 24 jam tanpa tujuan jelas.
Melihat keadaan ini, Retno berkoordinasi dengan Menlu Malaysia untuk membahas kemungkinan evakuasi melalui jalur darat dari Aden menuju wilayah yang lebih aman, al-Hudaidah.
"Saya mengeksplor opsi darat bersama Menlu Malaysia. Keamanan opsi darat juga sudah diperhitungkan. Lagipula, sudah ada dua tim bantuan dari Jakarta yang sampai ke al-Hudaidah dua hari lalu jadi sudah cukup kuat," papar Retno.
Selain Aden, wilayah Yaman yang bergejolak adalah di ibu kota Sanaa. Sebanyak 14 WNI masih berada di sana.
Konsentrasi WNI sebenarnya ada di wilayah timur Yaman, di daerah Hadhramaut. Kini, sebanyak 644 WNI siap dievakuasi dari wilayah timur.
Agar keluarga dapat memantau proses evakuasi kerabat mereka di Yaman, Retno memberikan nomor telepon ketua tim evakuasi di masing-masing wilayah.
Untuk wilayah timur, WNI dapat menghubungi Yusron Ambariy di nomor +967734207657, sementara di bagian barat bisa mengontak Susapto Broto dengan nomor +967737781071.
Pemerintah Indonesia sendiri sebenarnya telah menggodok rencana evakuasi sejak kelompok pemberontak Houthi mulai mengambil alih pemerintahan pada September lalu. Upaya intensifikasi pun dilaksanakan setelah Arab Saudi menginisiasi koalisi serangan udara untuk menggempur Houthi demi mendukung pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi pada 24 Maret. Kini, 771 dari 4.159 WNI sudah tiba di Tanah Air.
(stu)