Presiden Kuba: Normalisasi AS-Kuba Harus dengan Kesabaran

Deddy S | CNN Indonesia
Minggu, 12 Apr 2015 06:17 WIB
Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Kuba Raul Castro akhirnya menandai cairnya hubungan Amerika dan Kuba dengan sebuah pertemuan di Panama.
Presiden Barack Obama dan Presiden Raul Castro di Panama. (CNN Indonesia/Reuters/Peru Presidency)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Kuba Raul Castro akhirnya menandai cairnya hubungan Amerika dan Kuba di Panama dengan mengadakan pertemuan khusus di Panama, Sabtu (11/4) waktu setempat.

Presiden Obama mengatakan pertemuan itu amat bersejarah dan akan mengakhiri antagonisme era Perang Dingin. Tapi dia berjanji akan tetap mendorong Kuba meningkatkan demokrasi dan perlindungan terhadap hak asasi manusia.

“Saat ini kita dalam posisi untuk melangkah maju menuju masa depan,” kata Obama kepada Castro dalam pertemuan yang digelar di sela-sela konferensi para pemimpin negara-negara benua Amerika itu, seperti dikutip Reuters. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mencairnya hubungan Amerika Serikat dan Kuba sudah dirintis sejak Desember tahun lalu. Saat itu kedua pemimpin berjanji menormalisasi hubungan diplomatik yang terputus sejak 1961.

Pada pertemuan Sabtu kemarin, Obama dan Castro duduk bersisian, masing-masing di kursi kayu dipisahkan sebuah meja bulat.

Sama-sama mengenakan setelan warna gelap, Obama dan Castro saling melempar senyum saat masing-masing memberikan komentar kepada wartawan, sebelum memulai pertemuannya.

Castro mengatakan akan melanjutkan langkahnya menormalisasi hubungan dengan Washington dan akan membuka diskusi soal HAM dan isu lainnya.

“Tapi kita harus bersabar, sangat sabar, beberapa hal kami akan setuju tapi dalam hal lainnya akan tidak setuju,” kata Castro, yang menjadi Presiden Kuba pada 2008 ketika abangnya, Fidel Castro, mengundurkan diri lantaran masalah kesehatan.

Pertemuan penting kedua negara terakhir terjadi pada 1956, ketika Dwight Eisenhower memimpin Amerika dan Fulgencio Batista memimpin Kuba. Pertemuan itu juga digelar di Panama.

Sebuah revolusi yang digelar Fidel dan Raul Castro menggulingkan Batista pada 1 Januari 1959 dan hubungan AS serta Kuba pun putus.

Fidel Castro menjadi sekutu Uni Soviet dalam Perang Dingin dan perseteruan itu nyaris membawa dunia ke dalam perang nuklir dalam Krisis Nuklir Kuba bulan Oktober 1962. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER