Presiden Korsel Tak Datang Acara yang Dihadiri Kim Jong Un

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Senin, 13 Apr 2015 15:05 WIB
Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, tidak akan datang dalam acara peringatan Perang Dunia II di Rusia yang akan dihadiri oleh Kim Jong Un.
Park Geun-hye mengirimkan wakilnya untuk hadir dalam peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II di Moskow, Rusia, pada 9 Mei mendatang. (Reuters/Ed Jones)
Moskow, CNN Indonesia -- Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, tidak akan hadir dalam acara peringatan Perang Dunia II yang dihelat di Moskow, Rusia, pada 9 Mei mendatang. Hal ini mengandaskan kesempatan langka untuk bertemu dengan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un.

"Presiden tidak akan datang," ujar salah satu pejabat Korsel yang enggan diungkap identitasnya, seperti dilansir Reuters, Senin (13/4).

Pejabat tersebut tidak menjabarkan dengan jelas alasan ketidakhadiran Park. Menurutnya, presiden akan mengirimkan wakilnya untuk menghadiri acara itu. Wakil tersebut merupakan anggota Partai Saenuri dari Kementerian Luar Negeri Korsel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rusia sebelumnya telah memberikan klarifikasi bahwa Kim akan hadir dalam acara peringatan 70 tahun berakhirnya PD II tersebut. Ini akan menjadi perjalanan luar negeri pertamanya sejak naik takhta menggantikan ayahnya pada 2011 lalu.

Jika Park dan Kim menghadiri acara di Moskow, itu akan menjadi pertemuan ketiga yang pernah terjadi antara pemimpin dua negara yang secara teknis masih bertikai setelah perang 1950-1953 diakhiri dengan gencatan senjata.

Dialog antara Korsel dan Korut menemui jalan buntu ketika pada 2010 lalu terjadi saling tuduh. Kala itu, kapal angkatan laut Korsel ditenggelamkan, namun Pyongyang mengelak atas tuduhan dalang dari kejadian itu. Korsel juga menyalahkan Korut atas pengeboman sebuah pulau di wilayahnya.

Pertemuan pertama antara kedua pemimpin negara akhirnya terjadi pada 2000. Setelah saat itu, hubungan antara kedua negara semakin hangat hingga akhirnya pertemuan kedua terjadi pada 2007. Namun, hubungan mulai renggang ketika posisi presiden Korsel diisi oleh perwakilan partai konservatif pada 2008. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER