Tiongkok Batasi Jumlah Kunjungan Warga Shenzhen ke Hong Kong

Yoko Sari/Reuters | CNN Indonesia
Senin, 13 Apr 2015 20:11 WIB
Tiongkok membatasi jumlah kunjungan warga Shenzhen ke Hong Kong untuk melonggarkan ketegangan yang seringkali terjadi di kedua kota ini.
Sekitar 47 juta pengunjung dari Tiongkok daratan tiba di Hong Kong pada tahun lalu, dan jumlah ini enam kali lebih besar dari jumlah penduduk kota itu. (Ilustrasi/Thinkstock/John Rowley)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tiongkok memutuskan untuk membatasi jumlah kunjungan warga kota Shenzhen ke Hong Kong untuk melonggarkan aliran pendatang ke bekas jajahan Inggris yang seringkali menyebabkan ketegangan.

Kantor berita Xinhua malaporkan Biro Administrasi imigrasi Kementerian Keamanan Publik memutuskan warga kota Shenzhen hanya bisa ke Hong Kong seminggu sekali, tidak lagi kunjungan berulang kali tanpa batas setiap hari.

Keputusan ini menggarisbawahi peningkatan kesadaran para pemimpin Tiongkok akan suara tidak puas di Hong Kong, dimana kebanyakan warganya kesal dengan peningkatan pengunjung dari Tiongkok daratan yang memadati kota itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemimpin Hong Kong Leung Chun-ying mengatakan pada Senin (13/4) bahwa “bukan keputusan mudah” bagi Beijing untuk membatasi perjalanan ke Hong Kong, yang merupakan tindakan berlawanan dari kecenderungan Tiongkok melonggarkan peraturan imigrasi bagi warganya yang ingin bepergian.

Hong Kong yang dikembalikan ke pemerintah Tiongkok pada 1997 berdasarkan formulasi “satu negara, dua sistem” untuk memastikan otonominya, sebelumnya mengajukan pembatasan visa ke Beijing Juni lalu. Shenzhen terletak tidak jauh dari Hong Kong, meski pengunjung dari daratan harus mendapat ijin dari pemerintah Tiongkok untuk bisa masuk ke Hong Kong.

Meski gelombang pengunjung ini mendorong warga berbelanja di toko barang-barang mewah, restoran dan hotel, para pengunjung dari Tiongkok daratan dituduh membuat harga sewa toko dan harga properti di kota itu meningkat dan membuat kebutuhan sehari-hari seperti susu bayi dan kosmetika, sulit didapat.

Leung Chun-ying mengatakan larangan ini juga akan mencegah para penyelundup yang melintasi perbatasan beberapa kali setiap hari dengan membawa barang yang kemudian dijual dengan harga lebih mahal di Tiongkok daratan.

Di kota Sheung Shui, dekat perbatasan Tiongkok yang populer di kalangan warga Tiongkok daratan, dan menjadi sasaran aksi protes Hong Kong, jalanan terlihat tidak begitu ramai dibanding biasa, dan sejumlah toko melaporkan penurunan penjualan.

Sementara di Shenzhen, para pedagang sibuk membongkar barang mereka meski beberapa warga mengatakan kegiatan itu sedikit lebih sepi dari biasanya.

Dari 4,6 juta kunjungan oleh warga yang ke Hong Kong lebih dari sekali per pekan pada tahun lalu, 30 persen adalah penduduk Shenzhen yang memiliki ijin masuk berulang kali.

Sekitar 47 juta pengunjung dari Tiongkok daratan tiba di Hong Kong tahun lalu, dan jumlah ini enam kali lebih besar dari jumlah penduduk kota itu.

“Sementara jumlah warga Tiongkok daratan yang berkunjung ke Hong Kong terus meningkat, tekanan pada masalah imigrasi di Tiongkok daratan dan Hong Kong pun naik,” tulis Xinhua.

Kantor berita ini menyebutkan kesulitan Hong Kong menahan peningkatan angka wisatawan Tiongkok “semakin terlihat jelas”.

Para pejabat industri perjalanan wisata mengatakan jumlah pengunjung dari daratan sebenarnya sudah turun akibat ketegangan politik di Hong Kong, seperti unjuk rasa pro-demokrasi, dan protes menentang pengunjung dari daratan seringkali berakhir dengan pelecehan. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER