Sekolah di Sierra Leone Dibuka Kembali Usai Wabah Ebola

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 15 Apr 2015 11:10 WIB
Jumlah kasus Ebola di Sierra Leone menurun drastis, dan sekolah-sekolah mulai dibuka meski banyak warga yang masih belum mengizinkan anaknya masuk.
Ebola telah menewaskan lebih dari 10.500 orang di Sierra Leone, Guinea dan Liberia sejak epidemi merebak pada Desember 2013. (Reuters/Luc Gnago)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekolah di Sierra Leone dibuka kembali pada Selasa (14/4) setelah ditutup selama sembilan bulan karena epidemi Ebola yang telah menewaskan 3800 orang di negara itu.

Meski telah dibuka, guru dan pekerja bantuan mengatakan tingkat kehadiran siswa masih sangat rendah karena warga yang masih mengkhawatirkan penyebaran Ebola.

Pihak berwenang telah membebaskan biaya di sekolah negeri dan berharap 1,8 juta anak-anak akan kembali untuk mengejar ketinggalan selama satu tahun akademik di negara dengan populasi enam juta orang tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini menandai langkah besar dalam normalisasi kehidupan di Sierra Leone," kata Roeland Monasch, representatif Badan Perlindungan Anak PBB, UNICEF, di Sierra Leone.

UNICEF ​​telah memasok sekolah-sekolah dengan sabun dan air serta termometer untuk memeriksa demam yang menjadi salah satu gejala Ebola.

Beberapa anak-anak kembali ke sekolah di ibu kota Freetown tapi jumlahnya kemungkinan akan meniingkat dalam beberapa hari ke depan, menurut Leslie Scott, direktur nasional untuk lembaga bantuan World Vision.

"Skeptisisme ini didasarkan pada rasa takut akan Ebola karena orang-orang tidak yakin mengirimkan anak-anak mereka jika sekolah tidak dipersiapkan dengan baik," katanya.

Ebola telah menewaskan lebih dari 10.500 orang di Sierra Leone, Guinea dan Liberia sejak epidemi merebak pada Desember 2013. Jumlah kasus baru telah menurun drastis namun petugas kesehatan mengatakan sangat penting untuk tidak berpuas diri terlalu dini sebelum wabah itu diberantas.

Di Sierra Leone, kasus mingguan baru turun menjadi hanya 9 kasus pada minggu pertama April, turun lebih dari 500 di puncaknya pada Desember, menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia, WHO.

Di sekolah menengah Prince of Wales di barat kota, ratusan murid muncul dalam lokasi yang digunakan oleh Medicins Sand Frontieres sebagai pusat perawatan Ebola beberapa minggu sebelumnya. Lokasi itu telah didekontaminasi namun ruang-ruang kelas masih dipersiapkan.

"Beberapa anak-anak berdiri di sini (di bawah sinar matahari) karena kelas mereka masih sedang dicat," kata kepala sekolah Rodney Coker.

Sebaliknya, Emmanuel Caulker, kepala sekolah menengah Jaiama di Kono, sebelah timur Sierra Leone mengatakan hanya 13 anak murid yang muncul, dari angka 500 yang diharapkan.

"Kami juga belum menerima materi pengajaran dan pembelajaran yang dijanjikan oleh pemerintah," katanya kepada Reuters.

Unicef ​​dan World Vision mengatakan mereka telah melatih guru untuk mendukung anak-anak berduka akibat virus Ebola. Secara keseluruhan, lebih dari 9.000 anak-anak menjadi yatim piatu karena Ebola di Sierra Leone, beberapa dari mereka menjadi satu-satunya yang selamat. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER