Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Brigade 135 di kota pesisir Hadhramaut, Letnan Yahya Abu Oja pada Kamis (16/4) mengungkapkan sekitar 4.000 personil militer kembali bergabung dengan pemerintah Presiden Yaman Abdu Rabu Mansour Hadi. Pernyataan ini memberikan gambaran terkini di tubuh militer Yaman yang terpecah antara pendukung Hadi dan loyalis mantan presiden Ali Saleh.
Oja, yang memimpin brigade di Hadhramaut yang terpaut jarak 794 kilometer dari ibu kota Sanaa, berharap unit militer lain dapat bergabung dengan pemerintah Hadi dan mengumumkan pembelotan dari Saleh.
Selain Oja, Kepala Brigade 123 dan kepala pangkalan udara militer di provinsi timur al-Mahrah, Letnan Thabit Qassem Abdullah, juga mengumumkan kesetiaan kepada Hadi pada Kamis (16/4) dan mendukung serangan udara yang diluncurkan koalisi internasional pimpinan Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selamatkan rakyat Yaman dan legitimasi konstitusional dari geng dan milisi yang jahat," bunyi surat yang dikirimkan oleh Letnan Qassem kepada Al-Arabiya, Jumat (17/4).
Sementara, bentrokan antara militer pro-Hadi dengan kelompok pemberontak Syiah Houthi terus terjadi. Bentrokan teranyar terjadi di sebelah barat daya kota Taiz, dekat pelabuhan Mocha, Laut Merah. Korban tewas dan terluka dilaporkan dari kedua belah pihak.
"Bentrokan terjadi di sisi barat kamp pasukan keamanan khusus di kota tersebut. Puluhan militan dari pinggiran kota Taiz datang untuk mendukung Brigade 135 dan perlawanan rakyat, bersumpah untuk legitimasi," kata sumber lokal yang enggan dipublikasikan identitasnya.
Bentrokan juga terjadi di dalam kota al-Makla di Hadhramaut, antara al-Qaeda yang menguasai bandara al-Rayan dengan militer pro-Hadi Bridgade 27 dan pendukungnya.
Mantan presiden Saleh, yang memiliki loyalis di dalam tubuh militer Yaman, telah lama menggunakan kelompok Syiah Houthi sebagai perjuangan politik terhadap Hadi. (
Baca juga: Siapa Saja yang Bertikai di Yaman?)
Sementara, Wakil Presiden Yaman Khaled Bahah pada Rabu (15/4) "berterima kasih" kepada Rusia karena tidak menghalangi pemilihan umum yang dilakukan Dewan Keamanan PBB untuk menerapkan
embargo senjata terhadap para pemimpin Houthi di Yaman.
PBB juga telah memasukkan putra mantan presiden Saleh ke dalam daftar hitam setelah menerima laporan dari enam negara Teluk. (
Baca juga: Perang Tak Kunjung Usai, Presiden Yaman Tunjuk Wapres Baru)Bahah menyatakan tidak akan ada pembicaraan damai kecuali Houthi meluncurkan gencatan senjata dan Hadi dapat kembali ke kota pelabuhan Aden, yang menjadi markas pemerintahannya sejak Houthi menguasai ibu kota Sanaa pada Januari lalu.
(ama/ama)