Salah Satu Komandan AQAP Tewas di Yaman

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Kamis, 16 Apr 2015 12:15 WIB
Salah seorang petinggi al-Qaidah di Semenanjung Arab yang pernah mendekam di Guantanamo tewas di Yaman.
Serangan udara yang diluncurkan koalisi internasional pimpinan Arab Saudi diduga menewaskan salah satu komandan AQAP di Yaman. (Reuters/Khaled Abdullah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah seorang petinggi kelompok militan AQAP, atau al-Qaidah di Semenanjung Arab, Ibrahim al-Rubaish tewas pada Senin (13/4). Rubaish, yang pernah mendekam di dalam tahanan khusus teroris, Guantanamo, tewas bersama lima anggota AQAP lainnya.

Dilansir dari CNN, mengutip sayap media AQAP, Al-Malahem Media, Rubaish tewas dalam "serangan udara tentara salib". Dalam obituari yang tertulis di Al-Malahem Media, Rubaish disebut sebagai ulama dan komandan tempur. (Baca juga: Sepak Terjang AQAP, Kelompok Militan Terkait Serangan Paris)

Kematian Rubaish dikonfirmasi oleh seorang pejabat Kementerian Pertahanan Yaman dan dua pejabat keamanan nasional Yaman yang enggan disebutkan namanya. Mereka juga menolak untuk menjelaskan bagaimana Rubaish meninggal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika mendekam dalam sel Guantanamo, Rubaish merupakan salah satu tahanan yang menggugat pemerintahan mantan Presiden George W. Bush untuk menuntut legalitas penahanan mereka di Guantanamo.

Rubaish akhirnya dibebaskan sebagai bagian dari program Arab Saudi untuk merehabilitasi teroris. Program ini menuai banyak kecaman, salah satunya dari Senator Alabama, Jeff Sessions yang menyebut program ini sebagai "kegagalan".

Pada Desember 2009, Rubaish ditetapkan sebagai salah satu teroris dalam daftar "Teroris Al-Qaidah di Semenanjung Arab" yang telah keluar atau melarikan diri dari program Arab Saudi tersebut, untuk kembali melakukan aksi terorisme.

Militer Amerika Serikat, bekerja sama dengan pemerintah setempat, telah lama memburu Rubaish dan komandan AQAP di Yaman. Meskipun tidak jelas bagaimana dia meninggal, Rubaish diperkirakan tewas karena serangan udara yang diluncurkan koalisi internasional pimpinan Arab Saudi.

Perang di Yaman terus berkecamuk setelah sekitar dua pekan koalisi internasional membombardir markas Houthi di negara itu. Selain Houthi, jaringan AQAP dan ISIS dilaporkan juga bertikai di negara tersebut. (Baca juga: Al-Qaidah Ambil Keuntungan di Kecamuk Yaman)

Kelompok Houthi telah menguasai Sanaa sejak akhir tahun lalu, dan memaksa pemerintahan Presiden Abdu Rabu Mansour Hadi mundur ke Aden. Ketika Houthi mulai merangsek masuk ke Aden, Saudi melancarkan serangan udara dan Hadi melarikan diri ke Riyadh.

Hadi masih mengklaim pemimpin Yaman yang sah, dan bekerja sama dengan koalisi militer pimpinan Saudi untuk memberangus Houthi yang didukung oleh loyalis mantan Presiden Ali Abdullah Saleh.

Di tengah kecamuk Yaman, AQAP memanfaatkan situsi dengan membebaskan 300 tahanan, termasuk di antaranya sejumlah pemimpin senior AQAP, Khalid Batarfi, awal April lalu. (Baca juga: Al-Qaidah Serbu Penjara Yaman, 300 Napi Dibebaskan) (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER