AS Kirim Ratusan Tentara ke Ukraina, Rusia Meradang

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 17 Apr 2015 18:36 WIB
Sekitar 300 tentara Amerika Serikat akan melatih Garda Nasional Ukraina (NGU) yang memerangi pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur.
Pertempuran antara kelompok separatis dan pasukan Ukraina terus berlangsung meskipun gencatan senjata antar keduanya sudah disepakati pada Februari lalu. (Reuters/Lucas Jackson)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekitar 300 tentara Amerika Serikat tiba di Ukraina pada pekan ini untuk melatih Garda Nasional Ukraina (NGU) yang memerangi pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur.

Dilaporkan Al-Arabiya, ratusan tentara AS tersebut merupakan bagian dari Brigade Udara 173, dan dijadwalkan tiba di Yavoriv, Ukraina barat pada Selasa (14/4) dan Rabu (15/4). Pasukan tersebut akan melatih tiga batalion pasukan Ukraina selama enam bulan.

Pasukan AS akan melatih NGU, lembaga militer cadangan yang direformasi pada 2014 untuk memasok sukarelawan dan milisi di bawah kendali pemerintah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami akan mengadakan kelas soal perang yang tengah berkobar, dan melatih mereka mempertahankan diri serta meningkatkan profesionalisme dan kemampuan staf militer," kata Mayor Jose Mendez, petugas yang bertanggung jawab dalam Brigade Udara 173, yang berbasis di Italia.

Menanggapi hal tersebut, pemerintah Rusia meradang dan menuduh AS mendukung aksi protes yang menjatuhkan presiden pro-Rusia Victor Yanukovych tahun lalu. Penggulingan tersebut memicu konflik antara rakyat Ukraina yang setia kepada Kiev dan Moskow.

Kremlin menilai pelatihan yang digelar pasukan AS terhadap NGU di Kiev bisa mengacaukan situasi di wilayah timur negara tersebut.

"Keikutsertaan instruktur atau para spesialis dari negara ketiga di wilayah Ukraina bisa mengacaukan situasi, karena konflik di dalam negeri Ukraina belum terselesaikan," kata juru bicara presiden Rusia, Dmitry Peskov, dikutip dari Reuters, Jumat (17/4).

Sebaliknya, Barat menuduh Rusia mempersenjatai kelompok separatis yang telah menguasai beberapa daerah di bagian timur Ukraina. Tuduhan tersebut selalu dibantah oleh Moskow.

Pertempuran antara kelompok separatis dan pasukan Ukraina terus berlangsung di wilayah timur negara tersebut, meskipun gencatan senjata antar keduanya sudah disepakati pada Februari lalu.

Menurut catatan PBB, konflik antara Ukraina dan Rusia ini telah menewaskan lebih dari 6.000 jiwa. (Baca juga: Korban Tewas di Konflik Ukraina Capai 6.000 Orang) (ama/ama)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER