Paris, CNN Indonesia -- Pemerintah Perancis menyediakan uang sebesar US$ 150 juta untuk menangani permasalahan isu ras, anti-Semit dan Islamofobia di negara tersebut. Namun, menurut pewarta Yahudi Zvika Klein, butuh waktu setidaknya satu dekade untuk dapat menangani permasalahan ini, seperti dikutip RT.
"Saya pikir butuh waktu bertahun-tahun untuk melawan rasisme, intoleransi. Beragam aksi rasisme merupakan persoalan dan saya rasa ini sangat penting bahwa pemerintah melakukan sesuatu yang mereka bisa untuk mengubah itu," ujar Klein.
Zvika Klein merupakan pewarta Yahudi dari kantor berita NRG. Ia mendapat pengakuan dari dunia setelah mengunggah sebuah video di Youtube.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dalam video tersebut, tampak dirinya sedang berjalan menyusuri jalan-jalan di Paris dengan mengenakan
kippah di kepalanya.
Sepanjang jalan, tampak Klein diintimidasi, bahkan diludahi oleh warga Muslim lokal, menunjukkan tingkat anti-Semit yang masih tinggi di Perancis.
Meski mendapat perlakuan seperti itu, Klein masih menaruh harapan besar bahwa program pemerintah yang diusung Perdana Menteri Manuel Valls tersebut dapat meredakan rasisme di Perancis sehingga suatu hari kelak warga Yahudi dapat merasa aman ketika berjalan di jalan-jalan Paris.
Salah satu langkah awal dalam meredakan rasisme di Perancis adalah dengan memasukkan larangan pernyataan kebencian ke dalam hukum pidana.
Tak jarang mereka yang mengutarakan kebencian melalui kata-kata terhadap rasisme, Yahudi atau Muslim, berujung pada kekerasan, bahkan kejahatan kriminal.
"Rasisme, anti-Semit, kebencian terhadap Muslim, orang asing dan homofobia meningkat drastis di negara kita," ujar Valls.
"Hampir lima juta Muslim dan sekitar 600 ribu Yahudi di sini, warga Perancis tidak boleh takut sebagai Yahudi atau malu sebagai Muslim," ujar Valls melanjutkan.
Untuk itu, Valls berpendapat perlu perhatian khusus terhadap lembaga pendidikan di Perancis dalam mengantisipasi lebih dini peningkatan rasisme di negara mode ini.
(stu)