Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok milisi Syiah di Irak mengatakan mereka telah melakukan tes DNA untuk membuktikan kematian Ezzat al-Douri, mantan tangan kanan mendiang presiden Irak, Saddam Hussein, yang menduduki peringkat keenam dalam daftar orang paling dicari oleh Amerika Serikat pada 2003. Sebelumnya,
kematian Douri dilaporkan secara luas oleh televisi-televisi Irak pada Jumat (17/4).
Kelompok Kataib Hizbullah mempublikasikan video pada Sabtu (18/4) menunjukkan anggotanya membuka penutup tubuh seorang pria yang diyakini sebagai Douri. Tubuhnya diletakkan di sebuah troli terbuat dari logam.
"Hasil akhir membuktikan bahwa tubuh itu milik kriminal Ezzat al-Douri," kata juru bicara kelompok itu, Jaafar Husseini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan DNA-nya telah diuji di rumah sakit milik Kataib Hizbullah yang didukung Iran. Namun ia tidak mengungkapkan rincian di mana rumah sakit tersebut berada.
"Kami 100 persen yakin," tambahnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Husseini mengatakan tubuh akan diserahkan kepada pemerintah hari ini, Senin (20/4).
Gubernur Provinsi Salahuddin di Irak mengumumkan pada Jumat bahwa Douri tewas dalam serangan di daerah pegunungan Hamrin.
Baghdad telah keliru mengumumkan kematian Douri itu sebanyak beberapa kali sebelumnya, namun kali ini, foto-foto yang beredar menunjukkan beberapa kemiripan dengan Douri.
Seorang juru bicara Partai Baath besutan Saddam, yang mana Douri menjadi kepalanya, membantah bahwa Douri telah dibunuh, namun tak memberikan bukti apapun bahwa ia masih hidup.
Setelah invasi Irak yang dipimpin AS, Douri dijuluki sebagai 'King of Clubs’, orang paling dicari dalam administrasi Saddam. Untuk penangkapannya, AS menawarkan US$10 juta (Rp128 miliar). Ia adalah buron loyalis Saddam yang menduduki jabatan tertinggi.
Juru bicara perdana menteri Irak, Saad al-Hadithi, mengkonfirmasi bawah tubuh Douri belum diserahkan kepada pemerintah, dan menambahkan ia tidak mengetahui adanya laboratorium lain selain milik Kementerian Kesehatan Irak yang bisa andalkan untuk melakukan tes DNA.
"Pengujian perlu dilakukan secara resmi, di laboratorium terpercaya di Departemen Kesehatan," katanya.
Kataib Hizbullah adalah salah satu dari sejumlah kelompok paramiliter Syiah yang menjadi populer setelah bergabung dengan militer Irak untuk merebut kembali wilayah Irak yang dicaplok ISIS pada musim panas tahun lalu.
(stu)