Jakarta, CNN Indonesia -- Kedutaan Besar RI di Sanaa, Yaman, dilaporkan menjadi korban serangan bom pada Senin (20/4) pukul 10.45 waktu setempat.
Namun Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, mengatakan bahwa serangan bom itu tidak ditujukan ke KBRI.
“Kita bukan target, tapi terkena imbasan,” ujar Retno di sela Konferensi Asia Afrika di Jakarta Convention Center, Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BACA: Tiga WNI Terluka Akibat Pengeboman KBRI di YamanDalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri mengatakan dua diplomat dan seorang WNI terluka akibat serangan namun mereka sudah mendapatkan pertolongan dan bersama WNI lain yang masih berada di KBRI Sanaa akan segera dibawa ke Hudaidah.
Gedung KBRI dan seluruh kendaraan yang berada di sekitar gedung dilaporkan rusak, berikut juga jalan di sekitar KBRI yang rusak parah.
Terdapat korban tewas yang merupakan warga setempat tapi jumlahnya belum dikonfirmasi.
Sementara Juru Bicara Kemlu, Arrmanatha Christiawan Nasir, mengatakan pihaknya belum bisa mengkonfimasi siapa pelaku serangan.
“Belum dapat informasi lebih lanjut itu serangan bom dari siapa dan depot senjata siapa yang diserang,” ujar Arrmanatha.
Sebelumnya, Reuters memberitakan ledakan besar terjadi di Sanaa, yang disebabkan oleh serangan udara dari negara koalisi Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi.
Ledakan terjadi di gunung Faj Attan, di dekat distrik Hadda, yang menjadi lokasi istana kepresidenan dan banyak kedutaan besar. Asap tebal terlihat membumbung tinggi akibat ledakan.
Serangan udara pimpinan Saudi dilancarkan untuk memukul mundur pemberontak Syiah al-Houthi yang didukung Iran. Serangan yang menargetkan wilayah Faj Attan telah dilancarkan beberapa kali, termasuk juga berbagai fasilitas militer lain serta bandara-bandara.
(stu)