Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo mengajak negara-negara Asia dan Afrika untuk memerangi radikalisme yang merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi di seluruh dunia. Secara khusus, Jokowi menyebutkan ISIS sebagai kelompok radikal yang mengancam keamanan dunia.
Dalam pidatonya di pembukaan Konferensi Asia Afrika, Rabu (22/4), Jokowi mengatakan bahwa negara-negara Asia Afrka harus bekerja sama dalam menghadapi tantangan stabilitas.
"Kita harus menghadapi kekerasan, pertikaian dan radikalisme, ISIS," ujar Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ISIS memang menjadi momok bagi negara-negara di Asia dan Afrika. Ribuan warga kedua benua telah bergabung dengan kelompok ini di Suriah dan Irak. Ancaman mereka melebar hingga berbagai negara, di antaranya Libya dan Mesir.
Sementara itu, negara-negara Asia berupaya keras membendung pengaruh ISIS yang berpotensi memicu kekerasan di dalam negeri. Upaya juga dilakukan untuk mencegah pergerakan warga untuk bergabung dengan ISIS, salah satunya dengan memperketat perjalanan warga.
Berbagai negara juga telah menegaskan bahwa kekerasan ISIS tidaklah mewakili Islam. Jokowi mengatakan bahwa Indonesia telah mencari solusi mengatasi konflik di dunia Islam, salah satunya melalui jalan Organisasi Kerja Sama Islam, OKI.
Dalam pidato, Jokowi juga mengajak negara-negara Asia Afrika untuk menjaga keamanan dan stabilitas kelautan. Masalah maritim juga menjadi salah satu perhatian khusus, salah satunya dengan diselenggarakannya pertemuan sampingan soal kelautan kemarin.
"Kita harus bekerja sama memastikan bahwa samudera kita, laut kita aman bagi lalu lintas perdagangan, dan agar sengketa antar negara tidak diselesaikan dengan kekerasan," ujar Jokowi.
Sengketa laut, memang mewarnai hubungan antar negara-negara di Asia, utamanya di Laut China Selatan, di mana Tiongkok mengklaim memiliki sekitar 90 persen wilayah Laut China Selatan, yang dianggap melanggar zona eksklusif ekonomi beberapa negara seperti Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam serta Taiwan.
(stu)