Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) sepakat membentuk gugus tugas untuk mengatasi permasalahan yang timbul di antara negara-negara Islam. Kesepakatan ini terjadi setelah Presiden Joko Widodo memaparkan tiga persoalan besar dalam pertemuan bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan para kepala negara OKI pada peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika di Jakarta Convention Center, Rabu (22/4).
Tiga persoalan besar yang dipaparkan Jokowi dalam pertemuan tersebut yaitu pertama, dukungan terhadap kemerdekaan Palestina yang sejalan dengan salah satu
outcome dari peringatan 60 tahun KAA. Kedua, masalah terorisme dan radikalisme seperti ISIS yang menimpa negara-negara Islam. Terakhir, pembahasan soal konflik antar negara Islam.
"Kami tadi mengusulkan agar dibuat sebuah task force, di situ nanti akan dibuat sebuah kerangka strategi dan komunikasi terkait cara-cara menindaklanjuti dari tiap pertemuan yang ada," kata Jokowi di media center peringatan 60 tahun KAA, Rabu (22/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Negara-negara Islam yang tergabung memberikan dukungan penuh agar masalah yang ada segera bisa diselesaikan secara konkret," kata Jokowi melanjutkan.
Sementara, Wapres JK mengungkapkan bahwa dalam pertemuan tersebut Indonesia diminta memberikan peranan yang lebih besar terhadap masalah2 dalam negara Islam. JK mengungkapkan bahwa pertemuan ini adalah pertemuan yang besar bagi negara-negara OKI, dengan 46 perwakilan negara Islam hadir.
"Semua menganggap ini adalah pertemuan terbesar dalam membicarakan negara-negara Islam dengan nggota OKI yang lengkap. Semua meminta peranan Indonesia lebih besar terhadap masalah-masalah dalam negara Islam," kata JK.
Sementara menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha, mengungkapkan negara-negara Islam harus bersatu untuk bersama menghadapi berbagai tantangan. "Disayangkan oleh berbagai negara bahwa negara-negara islam kurang bersatu. Dipandang bahwa selama ini OKI kurang langsung mengambil tindakan. Banyak negara yang menghargai langkah yang diambil oleh Presiden untuk mengambil langkah informal dan terbuka," kata Arrmanatha.
Dalam kesempatan tersebut, JK juga menyinggung bahwa Arab Saudi telah menghentikan serangan udara ke Yaman. Sebelumnya, sejak 26 Maret, Saudi memimpin koalisi serangan udara internasional ke Yaman untuk memberangus markas kelompok militan Houthi.
Konferensi Asia Afrika pertama kali diselenggarakan pada 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung. Pertemuan ini diadakan dengan tujuan mempromosikan kerja sama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, dan negara imperialis lainnya.
Rangkaian acara peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika ini dihelat pada 19-24 April. Pertemuan tingkat pejabat tinggi diselenggarakan di Jakarta pada 19-23 April. Pada 24 April seluruh perwakilan negara akan bertolak ke Bandung untuk melakukan prosesi napak tilas KAA.
(rdk)