Diserang Saudi, Pemberontak Houthi Minta Pembicaraan Damai

CNN | CNN Indonesia
Kamis, 23 Apr 2015 01:12 WIB
Menurut keterangan juru bicara Houthi, Mohammed Abdulsalam, pembicaraan dilakukan hanya bila Arab Saudi menghentikan penuh serangan ke Yaman.
Asap membumbung dalam serangan udara yang jatuh di Sanaa, ibukota Yaman, pada Senin 20 April 2015. (Reuters/Khaled Abdullah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Meskipun serangan udara Arab Saudi diluncurkan dan menimpa bagian selatan Republik Yaman, pemberontak Houthi tetap meminta pembicaraan damai.

Pembicaraan yang diinisiasi oleh badan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut semestinya dilanjutkan 'tetapi hanya setelah penghentian penuh serangan,' kata juru bicara Houthi, Mohammed Abdulsalam dalam sebuah postingan di laman Facebook.

Pembicaraan sebelumnya antara pemberontak Houthi dan pemerintah Yaman, yang diwakili oleh Presiden Abdu Rabu Mansour Hadi, gagal pada Januari setelah pembereontak menyerang kediaman personal Presiden dan Istana Kepresidenan di Sanaa, ibu kota Yaman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Selasa, Arab Saudi mengumumkan akhir dari operasinya yang dinamai dengan 'Operation Decisive Storm' atau Operasi Badai Penentuan, sebuah kampanye udara berbulan-bulan melawan posisi Houthi. Koalisi Saudi mengatakan sebuah inisiatif baru sedang dilakukan, yakni Operasi Pembaruan Harapan (Operation Renewal of Hope), yang berfokus pada proses politik.

Namun, kurang dari 24 jam kemudian, setelah serangan pemberontak menimpa brigade militer pemerintah Yaman, serangan udara tersebut muncul, menurut keterangan sumber keamanan di Taiz.

Tidak jelas apakah itu hanya dimulainya kembali operasi atau rangkaian serangan jangka pendek.

Sementara itu, pihak Houthi membebaskan Menteri Pertahanan Yaman Mahmoud al- Subaihi di Sanaa pada Rabu, menurut keterangan sumber senior Saudi yang tak mau disebutkan namanya.

Pemberontak Houthi mengatakan mereka menahan Menteri Pertahanan di sebuah pusat udara dekat kota pelabuhan Aden di Yaman pada 26 Maret, sesaat sebelum Saudi memulai kampanye serangan udara.

Pemberontak menguasai pusat udara pada hari itu sebagai bagian dari awal penguasaan Aden.

Atas penangkapan itu, Badan PBB mendesak pembebasan al-Subaihi awal bulan ini.

Saudi Mengaku Menang

Pemerintah Arab Saudi dan koalisinya meluncurkan serangan udara pada Houthi yang berlokasi di seberang Yaman, sejak 26 Maret. Mereka berharap menghabisi grup pemberontakan sekutu Iran yang menggulingkan pemerintah dan merebut kekuasaan.

Saudi mengatakan mereka ingin merebut kembali pemerintahan Yaman, sebuah kunci sekutu Amerika Serikat dalam perang melawan kelompok teroris al Qaeda - yang digulingkan oleh pemberontak dari ibu kota awal tahun ini.

Bulan ini, pejabat Saudi mengatakan serangan udara telah menghancurkan infrastruktur militer Houthi, termasuk bangunan penting di Sanaa.

Kampanye serangan udara mencapai tujuannya 'melalui sebuah perencanaan yang bagus, sebuah eksekusi yang sangat tepat, berkat keberanian pilot kami,pelaut kami, tentara kami," kata Brigader Jenderal Ahmed Asiri, juru bicara militer Saudi.

Seorang pejabat senior Saudi mengatakan pada CNN bahwa pemberontak Houthi setuju 'hampir semua permintaan' dari badan PBB. Mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh dan keluarganya akan meninggalkan Yaman dan tidak akan kembali untuk sebuah posisi dalam politik, kata sumber tersebut.

Objektif di Yaman Tercapai

Sebuah pernyataan dari kedutaan besar Arab Saudi di Washington, Amerika Serikat, menekankan pada tujuan dari operasi babak selanjutnya, termasuk melindungi warga sipil, meningkatkan pendampingan kemanusiaan dan kesehatan, melawan terorisme dan menciptakan sebuah koalisi internasional untuk keamanan maritim.

Pasukan darat akan terus melindungi kawasan perbatasan dan melawan upaya apapun untuk mengacaukan situasi, kata Asiri. Aksi militer akan diambil jika diperlukan.

Sementara, pemimpin Houthi mengatakan siapapun yang berpikir mereka menyerah menghayal.

Dicari Solusi Politis 

Namun, dibalik kampanye militer, pihak Saudi dan sekutu mereka mengatakan ingin mencari solusi politis untuk bangsa yang dilanda kekerasan tersebut.

Tujuannya adalah untuk membawa kembali 'keamanan dan stabilitas melalui penetapan sebuah proses politis', menurut sebuah pernyataan dari pihak Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar dan Kuwait.

Hadi, yang mengklaim dia adalah pemimpin sah Yaman, berterimakasih atas koalisi Saudi. Dia kini bekerja dengan pemerintah Saudi dan sekutu lainnya untuk membawa kembali negerinya.

"Kami berjanji untuk merestrukturisasi militer Yaman untuk menjamin dia melayani masyarakat Yaman," kata Hadi, meminta Houthi untuk mundur, dan berkata dia akan kembali ke Yaman di waktu yang tepat untuk membangun negara tersebut.

"Anda akan menyaksikan banyak perubahan dalam beberapa hari mendatang berkat misi kami membangun pemerintahan dan militer institusional, jauh dari militansi pemberontak," kata Hadi.

Serangan Drone Berlanjut

Di bagian selatan negara, pejabat keamanan melaporkan pada Rabu ada dua serangan drone Amerika Serikat terhadap militan al Qaeda di Mukalla. Enam militan diduga mati dalam serangan.

Ini merupakan serangan drone kedua dalam tiga hari. Pada Senin, enam militan terbunuh saat serangan drone menargetkan dua kendaraan di Shabwah, bagian barat Mukalla.

Seorang pejabat militer Amerika Serikat mengatakan pada CNN, Selasa (21/4), kalau Amerika Serikat melakukan pengintaian berawak di Yaman. Pejabat tersebut menegaskan bahwa reposisi kapal AS dalam beberapa hari ini bukan dilakukan untuk melawan kapal Iran tetapi untuk menjamin kebebasan navigasi dan keamanan maritim. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER