Jakarta, CNN Indonesia -- Di hari penutupan gelaran akbar Konferensi Asia Afrika, Bandung makin meriah. Kota Kembang bersolek dan riuh dalam keceriaan.
Bandung memanfaatkan kesempatan ajang nostalgia internasional untuk unjuk diri. Pemerintah Kota Kembang meliburkan semua aktivitas sekolah dan kantor. Masyarakat diundang dan dilibatkan untuk memeriahkan perhelatan di kota sendiri.
Sejumlah ruas jalan di sekitar Jl. Asia-Afrika didandani. Beberapa titik lokasi tampak meriah dengan hadirnya deretan payung warna-warni yang bergelantungan di atas jalan. Ada pula kubikal, poster, maupun instalasi unik lainnya yang bertebar menghiasi ruas jalanan di sekitar perhelatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warna-warni instalasi itu memberi kesan semarak yang penuh keceriaan. Tak sedikit warga yang menyempatkan diri melihat lokasi acara sejak kemarin malam. Mereka antusias berfoto di sekitar lokasi yang telah dipermak sedemikian rupa.
Tak hanya itu, sebagian siswa sekolah dan pegawai kantor pemerintah yang berada di sekitar lokasi acara berbondong-bondong mendatangi ruas jalan di sekitar lokasi utama. Mereka berjejer rapi di sepanjang trotoar jalanan yang menjadi jalur para peserta konferensi ke lokasi napak tilas.
Masing-masing dari mereka menggenggam bendera kecil berlambang ragam negara di tangannya. Setiap kali iring-iringan mobil melintas, yang entah membawa rombongan siapa, para relawan cilik dan remaja akan bangkit dari duduknya, mengibarkan-ngibarkan bendera, dan serentak menyanyikan “Halo-Halo Bandung”.
Mereka semua tampak riang. Alih-alih mengeluh tak kebagian jatah libur, para siswa sekolah malah mengaku senang bisa turut dilibatkan dalam acara akbar. Untuk mengusir bosan ketika rombongan mobil belum ada yang lewat, mereka menghabiskan waktu dengan berfoto-foto.
Ruas jalanan di sekitar Jl. Asia-Afrika menjadi lokasi steril untuk akses para delegasi dan deretan tamu VVIP setingkat kepala pemerintah dan negara yang bakal berembuk di Gedung Merdeka. Pasalnya, lokasi tersebut menjadi area napak tilas mengenang kembali semangat konferensi tingkat tinggi yang turut dimotori Soekarno.
Sebelum gelaran napak tilas digelar, para sukarelawan remaja itu mendadak berteriak histeris. Rupanya pemuda-pemudi Kota Kembang mendapati sosok idola menghampiri mereka. Mengenakan setelan jas hitam, kacamata, dan rambut klimis, dialah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
“Ya ampun, Kang Emil! Enggak nyangka dia mau nyamperin dulu,” teriak seorang pelajar SMP sambil menarik-narik lengan baju rekannya. Sejak itu, nama “Kang Emil” pun diteriakkan secara bersahutan.
 Warga tampak antusias saat memeriahkan gelaran Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika di Bandung, pada Jumat (24/4). Warga yang menunggu di sisi jalan berebut ingin menyalami Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. (CNNIndonesia/Gilang Fauzi) |
Walikota yang akrab disapa Emil itu menyempatkan diri untuk menyapa warga sebelum memasuki Ring 1, batas steril warga dengan lokasi acara. Di tengah jalanan lengang, Emil lantas menghentikan langkahnya. Dia melakukan gerakan tangan untuk menyemangati deretan warga penyemarak yang berjejer di trotoar. Lagu “Halo-Halo Bandung” pun kembali berkumandang. Kali ini lebih keras.
Menurut Emil, situasi Bandung saat ini lain dari biasanya. Semua aktivitas terhenti hanya untuk menyemarakkan Konferensi Asia-Afrika. Bahkan, kata Emil, di setiap Rukun Warga dan sudut-sudut kota saat ini tengah menggelar pesta rakyat.
“Sepanjang jalan menuju ke lokasi ini, saya dibuat takjub oleh antusiasme warga menyambut acara ini. Saya merinding lihatnya,” ujar Emil di Jl. Asia-Afrika Bandung, Jumat (24/4).
Emil mengaku telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan meminta tanggapan terhadap Kota Bandung yang kini telah bersolek. “Beliau bilang ini sudah lebih dari cukup. Alhamdulillah,” ujar Emil sambil mengelus-elus dada.
Napak tilas digelar tepat pukul 09.17 WIB, dimulai dengan iring-iringan pasukan pembawa bendera dan
marching band Tentara Negara Indonesia untuk membuka jalan bagi 22 kepala negara yang berjalan dari Hotel Savoy Homann menuju Gedung Merdeka. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, terlihat mempimpin rombongan didampingi Ibu Iriana Widodo.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pidato pembukaan dari Emil yang membacakan hasil Konferensi Asia-Afrika tahun 199, yaitu Dasasila Bandung dalam bahasa Inggris. Tak lupa, di akhir pidatonya, Emil menyatakan "Hatur nuhun," yang berarti 'Terima kasih' dalam bahasa Sunda.
Selepas siang, para delegasi akan diajak bersantap di Rumah Dinas Gubernur, sebelum acara benar-benar diakhiri.
(ama/stu)