Wanita Tembak Mati Mantan Pacar Karena Cemburu

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Sabtu, 25 Apr 2015 01:35 WIB
Sang wanita mengatakan kalau ia menembak dengan maksud menyelamatkan diri, karena mantan pacarnya berusaha menyerangnya.
Ilustrasi penembak. Sang wanita mengatakan kalau ia menembak dengan maksud menyelamatkan diri, karena mantan pacarnya berusaha menyerangnya. (Thinkstock/Alexei Novikov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Juri pengadilan pada Kamis (23/4) menolak pembelaan dari seorang wanita yang mengatakan kalau dirinya menembak mati sang kekasih dalam rangka menyelamatkan dirinya.

Sang wanita pun kini diputuskan bersalah karena telah melakukan pembunuhan tingkat pertama.

Sebanyak 12 juri berdiskusi hampir selama lima jam sebelum akhirnya memvonis sang wanita yang bernama Shayna Hubers (24) atas aksi pembunuhan terhadap pengacara Ryan Poston (29) pada tahun 2013.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Huber tidak mengelak kalau dirinya telah menembak Poston--pria yang sempat dikencaninya--sebanyak enam kali di apartemen mewahnya di Ohio.

Namun Hubers selalu mengatakan kalau ia menembak dengan maksud menyelamatkan diri, karena Poston berusaha menyerangnya.

"Dia berteriak ke arah saya dan mendorong saya ke pojok ruangan," kata Hubers dalam salah satu kesaksiannya.

Di malam yang sama sebelum dirinya tewas, Poston hendak pergi kencan, begitu yang dikatakan Audrey Bolte, sang Miss Ohio tahun 2012 teman kencan Poston. Sayang, Poston berhalangan hadir untuk selamanya.

Yang membuat Hubers semakin terpojok adalah kesaksian seorang mantan teman sekamarnya yang mengatakan kalau Hubers pernah berkata berniat untuk menembak Poston dan membuatnya seolah-olah kecelakaan.

"Apakah ia tertawa?," tanya jaksa kepada Cecily Miller.

"Ya. Ia berkata ingin membuat hidung Poston terlihat aneh," jawab Cecily.

Sejumlah kerabat Poston, termasuk sang ibu Lisa, datang dalam pengadilan kesembilan itu. Setelah mendengar kalau Hubers dinyatakan bersalah, seluruh keluarga menangis terharu.

Hubers sama sekali tidak menunjukkan perasaan bersalahnya. Ia terus melihat ke arah depan dengan tatapan dingin.

Sidang lanjutan akan digelar dalam waktu dua minggu lagi.

"Ryan selalu membela kliennya dan saat ini ia telah merasakan keadilan yang pantas untuknya," ujar perwakilan keluarga Poston dalam sebuah pernyataan resmi seperti yang dikutip dari Daily Mail pada Kamis.

Orang tua Poston mengatakan kalau sebelum tewas anaknya selalu mengeluhkan keberadaan Hubers.

"Poston pernah berkata kalau ia ingin membuat Hubers menjauh darinya," kata Lisa.

"Saya sudah menasihatinya agar ia dapat membicaraknnya dengan baik-baik," lanjut Lisa sambil terisak.

Tetangga Poston, Vernon West, juga mengaku tidak mendengar suara keributan sebelum aksi penembakan terjadi.

"Saya kira itu suara kembang api lalu terdengar suara perempuan menangis sendirian," kata West.

(ard/ard)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER