Washington, CNN Indonesia -- Sejumlah peretas Rusia yang berhasil menerobos bagian sensitif sistem komputer Gedung putih tahun lalu ternyata membaca surat elektronik rahasia Presiden Barack Obama.
“Sejumlah pejabat Gedung Putih mengatakan, tidak ada bukti akun surat elektronik presiden diretas,” tulis Harian New York Times yang mengutip pejabat AS.
Juru bicara Gedung putih menolak memberi komentar atas laporan New York Times, tetapi awal bulan ini Gedung Putih membenarkan aksi peretasan itu yang disebut terjadi tahun lalu dan tidak ada informasi rahasia yang dicuri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
New York Times melaporkan pada Sabtu (25/4) bahwa peretasan ternyata “lebih besar dan lebih mengkhawatirkan daripada yang diketahui umum.”
Artikel ini menyebut bahwa meski tidak ada jaringan rahasia yang diretas, para pejabat mengakui bahwa bagian-bagian yang dianggap tidak rahasia pun berisi informasi yang sangat sensitif seperti komunikasi surat elektronik dengan diplomat, diskusi mengenai perubahan jabatan pegai dan peraturan, jadwal presiden dan perbincangan mengenai kebijakan.
Para pejabat ini tidak mengungkapkan jumlah surat elektronik presiden yang dibaca oleh para peretas itu, maupun tingkat kerahasiaan isinya.
(yns)