Gadis Budak Seks ISIS Jalani Operasi Keperawanan

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Senin, 04 Mei 2015 15:58 WIB
Gadis Yazidi yang diculik dan dijadikan budak seks oleh ISIS menjalani operasi mengembalikan keperawanan agar dapat diterima oleh lingkungan sekitar.
Seorang pemuka agama, Baba Sheikh, meminta masyarakat untuk memperlakukan para gadis sebagai korban dan merangkul mereka kembali. (Ilustrasi/Reuters/Ako Rasheed)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kekejaman ISIS terhadap gadis Yazidi yang diculik dan diperkosa tak hanya melukai fisik, tapi juga psikologi. Kini, para gadis tersebut merencanakan operasi untuk mengembalikan keperawanannya agar dapat diterima oleh lingkungan sekitar, terutama calon suami mereka.

"Dalam kasus-kasus ekstrem, wanita dan gadis sangat trauma dengan fakta bahwa mereka tidak lagi perawan dan mereka memaksa menjalani operasi agar merasa utuh kembali. Mereka merasa telah kehilangan sesuatu," ujar salah satu pengamat wilayah Timur Tengah dari Human Rights Watch, Rothna Begum, dikutip dari The Independent pada akhir April.

Merujuk pada data petugas kesehatan di Dohuk, Irak, tempat di mana para gadis ditampung setelah dilepaskan oleh ISIS, sudah ada 12 operasi perapatan selaput dara sejak Februari lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proses operasi itu tak semudah membalik telapak tangan. Para ahli harus merekonstruksi membran yang dapat dikoyak kembali saat ritual malam pertama dalam kebudayaan Yazidi. Darah harus mengucur untuk membuktikan bahwa gadis tersebut masih perawan.

Human Rights Watch mendesak para pejabat Kurdi dan Irak untuk memberi kesadaran kepada para gadis bahwa pemulihan selaput dara hanya mengobati trauma untuk sementara. Kelompok pejuang HAM tersebut juga mendesak agar masyarakat menghapuskan tes keperawanan yang menjadi mimpi buruk bagi para gadis.

"Perubahan harus terjadi agar para gadis tidak merasa mereka butuh selaput dara dan agar para pria tidak menilai kelayakan seseorang hanya dari keperawanannya," ucap Begum.

Perasaan terbuang ini dialami oleh 974 perempuan Yazidi, terdiri dari 513 wanita dan 304 anak-anak, yang berhasil lepas dari cengkeraman ISIS pada Maret lalu. Mereka tak hanya menghadapi stigma hamil di luar nikah, tapi juga trauma kehamilan.

Aborsi memang dilarang di Irak. Namun, melahirkan di usia muda juga sangat berbahaya bagi nyawa para gadis.

Seorang pemuka agama, Baba Sheikh, meminta masyarakat untuk memperlakukan para gadis sebagai korban dan merangkul mereka kembali. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER