EKSEKUSI BALI NINE

Australia pada Jokowi: Tidak Terlambat untuk Berubah Pikiran

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Selasa, 28 Apr 2015 21:19 WIB
Permohonan pengampunan oleh Australila masih terus dilakukan di detik-detik terakhir eksekusi terhadap sembilan narapidana di Nusakambangan.
Permohonan pengampunan oleh Australila masih terus dilakukan di detik-detik terakhir eksekusi terhadap sembilan narapidana dilakukan di Nusakambangan. (Reuters/Murdani Usman/Files)
Jakarta, CNN Indonesia -- Eksekusi mati para narapidana dari berbagai negara di Nusakambangan diperkirakan tinggal menghitung jam saja. Di saat-saat terakhir ini, pemerintah Australia, Perancis dan Uni Eropa masih terus mengupayakan pengampunan warga negara mereka.

Dalam pernyataan pers bersama melalui Kedutaan Besar Australia di Jakarta, mereka sekali lagi memohon pada Presiden Joko Widodo untuk menghentikan eksekusi yang telah direncanakan. Keputusan Jokowi, bahkan di detik terakhir, bisa menyelamatkan para tereksekusi mati.

"Tidaklah terlambat untuk berubah pikiran. Adalah harapan kami Indonesia dapat menunjukkan pengampunan pada sepuluh tahanan tersebut. Pengampunan dan rehabilitasi adalah fundamental bagi sistem peradilan Indonesia, seperti juga dalam sistem kami," tulis pernyataan mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya upaya memohon ampunan terus dilakukan oleh pemerintah Australia, dan beberapa negara yang nyawa warganya di ujung tanduk. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon juga menyerukan Indonesia untuk menahan melakukan eksekusi dan mendesak Presiden Jokowi mendeklarasikan moratorium hukuman mati.

Australia, Perancis dan Uni Eropa juga menegaskan bahwa reputasi internasional Indonesia menjadi pertaruhannya, terutama menyangkut upaya pemerintah Jokowi dalam membebaskan WNI dari eksekusi mati di negara lain.

"Kami meminta Indonesia juga merefleksikan dampaknya terhadap posisi Indonesia dalam dunia global dan reputasi internasional. Kami mendukung upaya Indonesia untuk memperoleh pengampunan bagi warganya di luar negeri. Menghentikan eksekusi ini akan membantu upaya tersebut," tulis pernyataan bersama tersebut.

Jika sesuai jadwal berdasarkan informasi yang diterima CNN, maka eksekusi akan dilakukan pada Rabu (29/4) pukul 00.00. Mereka yang dieksekusi yakni tiga warga Nigeria, Jamiu Owolabi Abashin yang lebih dikenal sebagai Raheem Agbage Salami, Okwudili Oyatanze, dan Silvester Obiekwe Nwolise.

Ada pula Rodrigo Gularte dari Brasil, Martin Anderson dari Ghana, Mary Jane Fiesta Veloso asal Filipina, dan Zainal Abidin dari Indonesia. Selanjutnya, duo Bali Nine dari Australia; Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Sementara eksekusi warga Perancis Serge Arezki Atlaoui masih ditunda.

"Kami sepenuhnya menghormati kedaulatan Indonesia. Tapi kami sangat menentang hukuman mati di negara kami dan di luar negeri. Eksekusi tersebut tidak akan memberikan efek jera bagi perdagangan narkoba atau menghentikan yang lain dari menjadi korban akan penyalahgunaan narkoba. Untuk mengeksekusi para tahanan ini sekarang tidak akan mencapai apa-apa," tutup pernyataan bersama Australia, Perancis dan Uni Eropa.

(den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER