Kathmandu, CNN Indonesia -- Seorang pria di Nepal berhasil diselamatkan dari reruntuhan puing bangunan yang roboh akibat gempa setelah terkubur 80 jam. Kisah pria ini hanya satu dari cerita korban selamat yang menakjubkan dalam bencana di Nepal.
Pria bernama Rishi Khanal itu diselamatkan dari reruntuhan di pinggiran kota Kathmandu, di tengah hari Selasa (28/4), empat hari setelah gempa 7,8 skala richter. Para ahli takjub, pasalnya sangat langka seorang yang terluka bisa bertahan lebih dari 72 jam di dalam reruntuhan tanpa makan dan minum.
Khanal diselamatkan oleh tim pencari dari Perancis yang melakukan pencarian dengan alat khusus untuk mendeteksi kehidupan di bawah puing bangunan. Namun untuk mengeluarkannya bukan perkara mudah. Butuh waktu 10 jam untuk menggali reruntuhan dan mengevakuasi Khanal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah video polisi memperlihat upaya penyelamatan yang melibatkan alat bor untuk melubangi beton bangunan. Setelah lubang dibuat, Khanal diangkat dari atas lalu tubuhnya yang lemah dibawa dengan tandu.
"Sepertinya dia selamat karena tekad hidup yang luar biasa," ujar Akhilesh Shrestha, dokter yang merawatnya, dikutip dari Reuters. Pria 28 tahun itu mengalami patah kaki.
Kisah Khanal bukan satu-satunya yang membuat takjub dalam insiden yang telah menewaskan lebih dari 5.000 orang tersebut.
Sebelumnya bayi berusia empat bulan diselamatkan dari reruntuhan di kota Bhaktapur, 22 jam setelah gempa terjadi, seperti diberitakan koran Kathmandu Today.
Awalnya, tim pencari dari militer tidak menyadari adanya bayi tersebut. Namun mereka kembali setelah mendengar suara tangisan. Bayi bernama Sonit Awal itu kini berada dalam kondisi yang stabil tanpa adanya luka berarti.
Ada lagi Maya Sitoula, ibu empat anak berusia 40 tahun yang terkubur 36 jam setelah bangunan lima lantai ambruk. Dia diselamatkan tanpa luka setelah tim pencari dari India menemukannya.
Sitoula mengatakan, dia memiliki semangat yang tinggi untuk tetap hidup saat terjebak reruntuhan.
"Saya dengar suara orang-orang di luar, jadi saya kira saya akan diselamatkan," kata Sitoula.
Menghabiskan waktu 18 jam untuk menemukan Sitoula, dan 18 jam lagi dihabiskan untuk mengeluarkannya.
Apa yang dia lakukan selama 36 jam? "Saya hanya berbaring. Tidak ada ruang untuk bergerak," ujar dia.
Pengalaman yang sama terjadi pada Jon Keisi yang terkubur lebih dari 60 jam di bawah reruntuhan bangunan tujuh lantai di Kathmandu. Dia diselamatkan setelah tim penyelamat dari Turki membuat terowongan untuk mencapai lokasinya.
Keisi dalam keadaan kesakitan saat dikeluarkan, mengalami luka dan dehidrasi. Beruntung, nyawanya berhasil diselamatkan.
(den)