Jakarta, CNN Indonesia -- Citra satelit yang diambil pada Januari hingga April tahun ini menunjukkan bahwa reaktor nuklir Korea Utara yang bisa memproduksi bahan untuk bom atom kemungkinan beroperasi kembali meski dengan daya rendah.
Sebuah laporan dari David Albright dan Serena Kelleher-Vergantini di Institut Sains dan Keamanan Internasional, Washington, mengungkapkan citra itu juga menunjukkan pembangkit
centrifuge di kompleks nuklir Yongbyon telah dioperasikan. Korea Utara juga ditengarai sedang mempersiapkan renovasi di pabrik ini.
Lembaga itu mengatakan bahwa citra satelit akhir Agustus dan akhir September tahun lalu menunjukkan reaktor Yongbyon kemungkinan telah ditutup sebagian atau seluruhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Analisis terbaru ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kemampuan nuklir dan rudal Korea Utara.
Para ahli mendasarkan penilaian terbaru mereka pada pengamatan pola mencairnya salju di bangunan reaktor dan turbin di Yongbyon, yang menunjukkan bahwa bagian dalam bangunan kemungkinan telah panas. Mereka juga menunjukkan tanda-tanda air hangat keluar dari reaktor.
Korea Utara memiliki fasilitas pengayaan uranium di Yongbyon dan reaktor sebelumnya telah digunakan untuk memproduksi plutonium. Kedua materi ini dapat digunakan untuk membuat bom atom.
Pada Februari, Albright merupakan satu dari para ahli di Institut AS-Korea yang menyajikan tiga skenario kemampuan nuklir Korea Utara, dan memprediksi persediaan senjata yang bisa tumbuh hingga 20, 50 atau 100 dalam waktu lima tahun.
Pekan lalu, surat kabar Wall Street Journal melaporkan bahwa
ahli nuklir Tiongkok juga memperingatkan bahwa Korea Utara kemungkinan sudah memiliki 20 hulu ledak nuklir.Korea Utara berada di bawah berbagai sanksi internasional karena bom nuklir dan uji rudal balistik. Korea Utara telah melakukan tiga ledakan nuklir, yang terbaru pada bulan Februari 2013.
(stu)