Thailand Temukan 30 Kuburan Korban Perdagangan Manusia

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 01 Mei 2015 18:09 WIB
Polisi Thailand menemukan setidaknya 30 kuburan yang diyakini milik imigran gelap dari Myanmar dan Bangladesh pada Jumat (1/5).
Tahun lalu, Thailand menempati tingkat terendah dalam laporan perdagangan manusia Departemen Luar Negeri Amerika Serikat. (Ilustrasi/Pixabay/sammisreachers)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi Thailand menemukan setidaknya 30 kuburan yang diyakini milik imigran dari Myanmar dan Bangladesh pada Jumat (1/5).

Imigran gelap, yang kebanyakan merupakan Muslim Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh, nekad melakukan perjalanan berbahaya melalui laut untuk menghindari konflik agama dan etnis, demi mencari pekerjaan di Malaysia dan Thailand, namun akhirnya menjadi korban perdagangan manusia.

Sejauh ini empat mayat telah digali, kata Kolonel Polisi Anuchon Chamat, wakil komandan polisi Provinsi Nakorn Si Thammarat. Menurutnya, setidaknya 30 kuburan ditemukan di lokasi yang menjadi kamp penyelundupan manusia itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setidaknya ada 30 kuburan yang telah ditandai. Kami menggali empat mayat hari ini dan akan terus menggali," kata Anuchon.

Penemuan kuburan semacam ini adalah yang pertama kalinya di Thailand.

Sementara itu, Anuchon mengatakan dua mayat lain yang belum dimakamkan dan dibiarkan membusuk di tempat terbuka juga ditemukan. Satu korban berhasil diselamatkan dari kamp yang sudah tak digunakan lagi itu dan dibawa ke rumah sakit di dekat daerah Padang Besar.

Sekitar 200 tentara, polisi dan pekerja penyelamat berada di lokasi pada Jumat, kata Sathit Kamsuwan, seorang relawan pekerja penyelamat.

Setiap tahun, ribuan warga Rohingya dan manusia perahu Bangladesh tiba di Thailand, dibawa oleh penyelundup manusia.

Banyak dari mereka dibawa lewat jalan darat ke kamp-kamp di hutan, di mana pihak penyelundup menuntut uang tebusan atas jasa menyelundupkan mereka melintasi perbatasan ke Malaysia.

Tahun lalu, Thailand menempati tingkat terendah dalam laporan perdagangan manusia Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, yang setiap tahunnya membuat peringkat negara-negara berdasarkan upaya mereka memerangi perdagangan manusia. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER