Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Thailand berkomitmen untuk menjaga para nelayan untuk tidak melakukan aksi penangkapan ikan ilegal di negara lain. Oleh karena itu, pemerintah berniat memasang ribuan pelacak untuk memantau pergerakan kapal nelayan.
Hal ini disampaikan delegasi Thailand dalam pertemuan dengan isu maritim di sela-sela Konferensi Asia Afrika di Jakarta, Selasa (21/4), seperti yang dijabarkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo.
"Thailand akan memasang 7.000
tracking system device di kapal ikan mereka agar tidak menyalahi aturan," kata Indroyono.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nelayan di Thailand diketahui telah beberapa kali tertangkap melakukan aksi penangkapan ikan ilegal di perairan Indonesia. Pemerintah Indonesia akhirnya bertindak tegas pada Februari lalu dengan membakar salah satu kapal nelayan yang tertangkap.
Indroyono mengatakan dalam kesepakatan dengan Indonesia, Thailand akan memperketat pergerakan kapal ikan mereka dan mencegah hal serupa terjadi lagi.
Pertemuan itu dihadiri oleh negara-negara kepulauan di Asia dan Afrika. Mereka berkomitmen merapatkan barisan dan membuat satu visi kelautan yang akan diagendakan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) pasca 2015.
SDG adalah kelanjutan dari Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) yang berakhir tahun ini. Salah satu dari 17 tujuan dalam SDG adalah tentang perlindungan dan pengendalian ekosistem laut yang berkesinambungan, tercantum dalam butir ke-14, soal komitmen untuk mengunakan sumber kelautan dan maritim untuk pembangunan dunia berkelanjutan.
Saat ini, dokumen SDG sedang dinegosiasikan ke seluruh dunia. Diharapkan, dokumen ini bisa diadopsi oleh para pemimpin negara pada Sidang Umum PBB di New York akhir tahun ini.
Jika SDG sudah diadopsi, maka isu kelautan ini akan menjadi program dunia. "Jika telah menjadi program dunia, maka semua arah pembangunan dunia akan ke sana, semua sumber daya akan diarakan ke sana," ujar Indroyono.
(utd)