Koalisi Arab Saudi Dituduh Gunakan Bom Cluster

Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 03 Mei 2015 22:17 WIB
Kelompok hak asasi manusia Human Rights Watch menuduh koalisi pimpinan Arab Saudi mempergunakan bom cluster yang dilarang dalam serangan di Yaman.
Koalisi Arab Saudi dituduh mempergunakan bom cluster yang dilarang dalam serangan udara ke Yaman. (Reuters/Stringer)
Riyadh, CNN Indonesia -- Kelompok hak asasi manusia Human Rights Watch menyatakan koalisi pimpinan Arab Saudi yang melakukan serangan udara di Yaman kemungkinan mempergunakan bom cluster yang dilarang oleh sebagian besar negara.

“Bukti-bukti yang bisa dipercaya mengindikasikan bahwa koalisi pimpinan Arab Saudi ini mempergunakan bom cluster yang dipasok oleh Amerika Serikat dalam serangan udara ke arah pasukan Houthi,” demikian pernyataan tertulis Human Rights Watch, HRW.

HRW merujuk pada rekaman video yang diunggah oleh Houthi di situs YouTube pada 17 April, yang memperlihatkan benda-benda dijatuhkan dengan parasut dan meledak di udara. HRW juga melakukan analisis terhadap foto-foto satelit untuk menetapkan lokasi ledakan di al-Shaaf, wilayah Saada.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

HRW juga mengatakan bahwa seorang pegiat di Sanaa mengirim foto-foto yang diambil pada 17 April setelah serangan udara di dekat Saada yang memperlihatkan sisa senjata buatan Amerika jenis CBU-105, dan kaleng pembawa bom jenis BLU-108.

Sebagian besar bom cluster, yang terdiri dari bom-bom kecil dan meledak dengan sasaran lokasi yang lebih luas, dilarang oleh 116 negara sesuai dengan traktat 2008. Akan tetapi, negara-negara dalam koalisi pimpinan Arab Saudi dan juga Amerika Serikat tidak menandatangani traktat tersebut.

CBU-105 adalah salah satu bom yang dilarang dalam traktat tersebut.

Kelompok ini mengatakan belum bisa mendapatkan informasi terkait korban akibat bom cluster itu.

Koalisi pimpinan Arab Saudi ini terdiri dari delapan negara Arab, dan menerima dukungan logistik dari Amerika Serikat, Inggris dan Perancis. Jet-jet tempur koalisi mengebom milisi Houthi dan unit-unit militer di Yaman selama satu bulan dalam upaya mengembalikan pemerintah dukungan mereka.

Juru bicara Arab Saudi belum mengeluarkan pernyataan terkait tudingan HRW tersebut.

Pada Sabtu (2/5) Houthi meminta PBB berupaya mengakhiri serangan udara yang menurut mereka merupakan agresi terang-terangan ke negara itu.

Serangan udara dan pertempuran antara Houthi dan pasukan pemerintah yang setia kepada Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang kini berdiam di Riyadh, memperburuk krisis kemanusiaan Yaman. Sejumlah badan bantuan meminta pengeboman dihentikan.

PBB mengatakan bahwa pertempuran di Yaman telah menewaskan lebih dari 1.000 orang, termasuk sekitar 551 warga sipil, sejak pengeboman dimulai pada 26 Maret. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER