Jakarta, CNN Indonesia -- Elton Simpson, salah satu pelaku penembakan di luar gedung pameran kartun dan seni bertema Nabi Muhammad di Garland, Texas, diduga sempat mencuitkan keinginannya untuk menjadi seorang mujahidin di akun Twitter miliknya, sebelum insiden penembakan terjadi.
Dilaporkan ABC News, mengutip sejumlah penyidik, akun Twitter @atawaakul dengan nama Shariah is Light disinyalir adalah akun Twitter milik Simpson.
Cuitan terakhir akun tersebut berbunyi: "Saya dan saudara saya telah melakukan bay'ah kepada Amirul Mu'mineen. Semoga Allah menerima kami sebagai mujahidin, kami berdoa. #texasattack"
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata "bay'ah" merujuk kepada baiat, atau janji setia. Sementara "Amirul Mu'mineen" berarti adalah seorang pemimpin orang beriman.
Tagar #texasattack yang terdapat pada akhir cuitan pun semakin menguatkan asumsi bahwa pemilik akun tersebut berada di balik serangan pada pameran “Muhammad Art Exhibit and Cartoon Contest” di Texas, Minggu (3/5).
Saat ini, laman akun @atawaakul telah dibekukan oleh Twitter, semenjak insiden tersebut. Namun, sejumlah pengguna Twitter sempat mengambil gambar akun tersebut.
Anggota ISIS?Sementara, kelompok pengamat terorisme SITE Intelligence Group menyatakan bahwa seorang anggota ISIS asal Inggris yang teridentifikasi sebagai Abu Hussain al-Britani dengan akun Twitter @_AbuHu55ain mencuit tentang dua pelaku penembakan di Texas.
"Dua saudara kami baru saja melepaskan tembakan di pameran seni Nabi Muhammad SAW di Texas," begitu cuit sang anggota ISIS, dikutip dari Reuters.
Hal ini semakin menguatkan dugaan bahwa kedua pelaku penembakan di Garland terkait dengan ISIS.
Hingga berita ini ditulis, penyidik FBI dan tim penjinak bom tengah memeriksa apartemen Simpson yang berlokasi di Kompleks Apartemen Autumn Ridge, Phoenix.
Media lokal Phoenix KPHO TV melaporkan bahwa terduga pelaku penembakan kedua juga tinggal di kompleks apartemen yang sama. Meskipun demikian, belum jelas apakah kedua pelaku penembakan tersebut tinggal di apartemen yang sama.
Sementara tetangga mereka di kompleks apartemen tersebut, Craig Gibbons menyatakan bahwa polisi tengah menggeladah sebuah apartemen yang ditempati oleh kakak beradik.
"Mereka sangat tertarik pada Islam. Mereka dapat membicarakan Islam selama berjam-jam. Namun mereka sangat baik," kata Gibbons kepada media lokal Phoenix, KTVK.
Insiden penembakan terjadi pada Minggu (4/4), sekitar pukul 07.00 malam waktu setempat di tempat parkir Curtis Culwell Center, arena indoor di Garland, sebelah timur laut dari Dallas, di luar pameran bertajuk
“Muhammad Art Exhibit and Cartoon Contest”. Para pelaku melepaskan tembakan yang melukai seorang petugas keamanan pameran. Baku tembak pun tak terhindarkan, namun petugas berhasil menembak mati kedua pelaku di tempat.
"Tersangka pertama ditembak segera. Tersangka kedua ditembak dan terluka, meraih ke ranselnya. Tentu saja petugas tidak mengetahui apa yang ada di dalam ransel, menembaknya lagi. Dia tewas,” kata Wali Kota Garland, Douglas Athas.
Juru bicara kepolisian Garland, Joe Harn, menyatakan bahwa kedua pelaku mengenakan alat pelindung anti-peluru dan membawa amunisi tambahan di mobil yang mereka kendarai. Proses penggeledahan pada mobil tersebut tidak menemukan alat peledak.
Ketika insiden terjadi, sekitar 200 orang yang menghadiri acara tersebut tidak menyadari ada penembakan di luar gedung sampai polisi masuk dan menyarankan semua orang untuk tetap berada di dalam ruangan.
Pameran yang diselenggarakan oleh American Freedom Defense Initiative (AFDI) ini menawarkan hadiah sebsar US$10 ribu untuk karya seni atau kartun terbaik yang menggambarkan Nabi Muhammad.
Acara ini dijaga ketat, karena tema acara yang provokatif. Penggambaran Nabi Muhammad dalam Islam terlarang demi mencegah pemujaan. Di seluruh dunia, penggambaran Nabi Muhammad sebelumnya selalu memicu kekerasan.
Namun, Athas mengungkapkan pemerintah kota Garland mengizinkan acara itu diselenggarakan meskipun menyadari tema acara yang sensitif dan berpotensi memicu serangan.
(ama/ama)