Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu pelaku penembakan di luar gedung pameran karikatur Nabi Muhammad, Nadir Soofi, merupakan mantan siswa populer di negara asalnya di Pakistan. Namun, setelah pindah ke Amerika Serikat di usia remaja, Soofi mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri.
Kisah Soofi, serupa dengan sejumlah kisah imigran Muslim lainnya yang sulit menyesuaikan diri di negara Barat. Kisahnya penuh dengan rasa kekecewaan, keterasingan, dan pencarian jati diri yang berakhir dengan tindakan militan.
Polisi mengungkapkan hal tersebut menjadi motif serangan penembakan yang diluncurkan Soofi dan rekan sekamarnya, Elton Simpson, di luar gedung Pameran bertajuk "Muhammad Art Exhibit and Cartoon Contest" pada Minggu (3/5) lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teman sekolah Soofi di sekolah elit International School of Islamabad, terkejut ketika mengetahui bahwa Soofi menjadi salah satu pelaku penyerangan yang tewas ditembak mati polisi di tempat kejadian.
"Ketika di Islamabad, hidupnya menyenangkan. Ibunya seorang warga negara Amerika yang mengajar seni di sekolah. Dia bermain drama, dan termasuk siswa populer di antara gadis-gadis," kata salah satu teman dekat Soofi yang tak ingin diungkap identitasnya, dikutip dari Reuters, Selasa (5/5)
"Dia dijuluki 'Goofy', karena humoris," kata sang sahabat menambahkan.
Sementara, teman sekelasnya yang lain mengungkapkan bahwa Soofi pernah memerankan tokoh utama dalam sebuah produksi drama sekolah berjudul "Bye Bye Birdie".
"Dia adalah seorang siswa yang populer, sangat jauh dari ekstremis yang radikal," kata temannya yang juga enggan namanya dipublikasikan.
Namun, ketika orang tua Soofi bercerai pada saat dia berada di kelas sepuluh, Soofi terpaksa pindah ke Utah bersama ibunya.
Selama bertahun-tahun, Soofi tidak dapat menyesuaikan diri dengan teman-teman sebanyanya. Dari situlah kekecewaan demi kekecewaan melanda dirinya.
Salah seorang teman Soofi lainnya menceritakan bahwa Soofi mengenyam pendidikan di sekolah kedokteran gigi, namun terpaksa meninggalkan studinya karena masalah finansial.
Sejumlah pekerjaan kemudian dia lakoni, termasuk bekerja di penatu.
Soofi juga sempat memadu kasih dengan seorang wanita asal Bosnia namun hubungan tersebut tidak langgeng.
"Dia mengatakan 'hidup benar-benar sulit di sini'. Keterasingan, krisis identitas, apa pun istilahnya, dia agak penyendiri," kata teman Soofi tersebut.
"Saya kira, dia mendekatkan diri pada agama," kata temannya itu melanjutkan.
Dalam beberapa tahun terakhir, penampilan Soofi menjadi berbeda dengan jenggot yang tumbuh di sekitar wajahnya. Selain itu, Soofi juga hanya mengunggah fotonya yang memakai kaca mata hitam di media sosial Facebook.
Teman-teman Soofi kemudian menggodanya karena penampilan barunya itu. Namun, mereka juga mulai khawatir akan perilaku Soofi.
Lama kelamaan, Soofi dan teman-temannya dari Pakistan tak pernah lagi bertukar kabar.
"Saya melihat fotonya dan tak lagi mengenalinya. Entah apa yang terjadi padanya di Amerika," kata teman Soofi.
Soofi dan rekannya Elton Simpson alias Mutawakil tewas di tangan petugas keamanan setelah keduanya melepaskan tembakan di luar pameran seni kontroversial bertema Nabi Muhammad di Garland, Texas, Minggu (3/5).
Ketika insiden terjadi, sekitar 200 orang yang menghadiri acara tersebut tidak menyadari ada penembakan di luar gedung sampai polisi masuk dan menyarankan semua orang untuk tetap berada di dalam ruangan.
Juru bicara kepolisian Garland, Joe Harn, menyatakan bahwa kedua pelaku mengenakan alat pelindung anti-peluru dan membawa amunisi tambahan di mobil yang mereka kendarai.
(den)