Jakarta, CNN Indonesia -- Hillary Clinton terus melakukan berbagai manuver dalam kampanyenya untuk merebut perhatian rakyat Amerika Serikat dalam pemilihan umum presiden tahun depan. Kini, ia berjanji akan memikirkan jalan untuk memberikan kewarganegaraan bagi 11 juta imigran ilegal di AS.
Seperti dilansir Channel NewsAsia, Selasa (6/5), mantan Menteri Luar Negeri AS ini menyebut imigran adalah keluarga. Karena itu, ia akan memperjuangkan program untuk menolong tak hanya anak-anak imigran, tapi juga orang tuanya agar dapat tinggal di AS.
"Kita tidak dapat menunggu lebih lama untuk membuka jalan bagi kewarganegaraan yang penuh dan setara," ujar Clinton dalam sebuah diskusi di sekolah menengah atas di Las Vegas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Clinton yang bernaung di bawah Partai Demokrat memang sejak lama menggaungkan kesetaraan bagi imigran di AS. Hal ini sangat bertolak belakang dengan rivalnya dari Partai Republik.
"Ini yang membuat saya berbeda dengan semua orang di Partai Republik. Jangan membuat kesalahan. Hingga saat ini, tidak ada satupun kandidat dari Partai Repbulik yang mengumumkan atau berpotensi untuk dengan jelas dan konsisten mendukung kewarganegaraan. Tidak satupun. Saat mereka berbicara mengenai status legal, itu adalah kode bagi status kelas kedua," ucap Clinton.
Istri dari mantan presiden AS Bill Clinton, ini menyerukan kampanyenya di hadapan beberapa partisipan yang merupakan imigran gelap. Mereka adalah orang-orang pemegang visa sementara atau yang orang tuanya tidak memiliki dokumen kewarganegaraan.
Aturan imigrasi tak manusiawiMasalah kewarganegaraan imigran memang menjadi isu hangat yang kerap tersaji di meja diskusi Kongres. Partai Demokrat dan Republik sepaham bahwa banyaknya populasi imigran gelap merusak sistem kuota visa. Perubahan terhadap sistem keimigrasian menjadi hal krusial.
Perombakan yang mengatur status jutaan imigran telah disetujui oleh Senat dengan mayoritas Partai Demokrat. Namun, hasil perombakan tersebut ditolak oleh mayoritas kader Republik di Dewan Perwakilan Rakyat.
Gelombang minoritas Amerika Tengah lantas mengutarakan kembali isu imigran ini. Teguh pendirian, para kader Partai Republik mengatakan bahwa reformasi regulasi tidak akan terjadi sebelum perbatasan dengan Meksiko diperketat.
Obama akhirnya turun tangan dengan menggunakan kewenangan eksekutif untuk menengahi pertikaian di dalam Kongres demi melindungi sekitar empat juta warga asing ilegal dari deportasi pada November lalu.
Namun, pada Februari upaya tersebut terjegal ketika hakim Texas mengeluarkan surat perintah darurat hingga sidang legalitas bagi para imigran dijalankan.
Menanggapi kisruh tersebut, Clinton mengaku mendukung langkah Obama. "Jika Kongres terus menolak bertindak, sebagai presiden saya akan melakukan apapun yang dimungkinkan hukum untuk bergerak lebih jauh. Ia kemudian mengkritik regulasi imigrasi AS yang seharusnya lebih manusiawi dan efektif.
"Saya pikir kita seharusnya tidak menempatkan anak-anak dan orang-orang rentan ke dalam fasilitas penahanan besar karena saya pikir mereka ada dalam risiko," katanya.
(stu)