Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang mantan agen FBI dengan sejarah penyakit mental ditangkap di luar markas CIA setelah ia mengancam akan meledakkan CIA.
Tunisia Davis ditahan pada Kamis (30/4) setelah ia menolak untuk menghentikan mobilnya di luar gerbang markas CIA di Langley, Virginia, pada Kamis sekitar pukul 13.20 waktu setempat, menurut dokumen pengadilan.
Davis, 39, mengancam petugas keamanan, menerjang seorang petugas dan mengancam akan meledakkan CIA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia lalu didakwa atas penyerangan, menolak penangkapan dan mengganggu petugas pemerintah AS yang sedang menjalankan tugas resmi.
Dalam sidang dengar pendapat pada Selasa (5/5), Hakim John Anderson memerintahkan agar Davis dibawa ke sebuah fasilitas kesehatan di Texas untuk menjalani evaluasi psikiatri.
Davis yang menjadi agen FBI pada 2004-2010, tidak menghadiri sidang itu, karena menurut jaksa ia tidak bisa diajak bekerja sama. Pengacaranya, pembela federal Whitney Minter, menolak untuk memberikan komentar.
Selama ia dibawa polisi, Davis berulang kali memukul kepalanya ke partisi antara petugas dan kursi di belakang. Dalam sebuah wawancara dengan petugas CIA, Davis mengancam akan mengebom CIA dan menuduh Presiden Barack Obama sebagai teroris.
Sebelumnya di hari yang sama, Davis tiba di National Security Agency (NSA) di Maryland dan mengatakan kepada petugas keamanan di sana bahwa dia punya rencana untuk menguji keamanan di CIA.
Catatan pengadilan juga mengungkapkan bahwa Davis sejarah rawat inap akibat penyakit psikiatri.
Anne Zalewski, seorang terapis dengan penjara Alexandria dalam dokumen pengadilan bahwa Davis mengalami gejala paranoid, delusi dan kontrol impuls yang tidak memadai.
Zalewski merekomendasikan Davis untuk dirawat di rumah sakit sampai dia stabil.
(stu)