Jakarta, CNN Indonesia -- Hampir dua minggu setelah gempa 7,9 SR mengguncang Nepal dan sekitarnya, para pekerja kesehatan dikejar waktu untuk memvaksinasi anak-anak Nepal yang rentan akan penyebaran penyakit.
Badan anak-anak PBB, UNICEF, memperingatkan bahwa saat ini pemerintah Nepal dan pekerja bantuan berpacu dengan waktu untuk mencegah wabah campak setelah gempa yang tercatat sudah menewaskan setidaknya 7.600 orang.
UNICEF, Badan Kesehatan PBB (WHO), dan pemerintah Nepal menargetkan inokulasi terhadap 500 ribu anak di wilayah yang paling parah terkena gempa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelum gempa, satu dari sepuluh anak di Nepal tidak divaksin campak, sehingga kita akan memvaksinasi setengah juta anak-anak dalam beberapa minggu mendatang," kata Kent Page, juru bicara darurat UNICEF Nepal, dikutip dari Channel NewsAsia.
Di unit vaksinasi keliling di pegunungan Kotdanda, dekat ibu kota Kathmandu pada Rabu (6/5), tampak antrian panjang para wanita yang masing-masing membawa bayi atau anak-anak. Para petugas kesehatan memberikan pemeriksaan medis kepada anak-anak itu sebelum memberikan vaksin pada mereka.
"Banyak anak-anak ini yang hidup di luar ruangan, mereka tidak mendapatkan makanan yang mereka butuhkan, fisik mereka tidak begitu baik, sehingga mereka lebih rentan terhadap penyakit fatal seperti campak. Kami memberikan vaksin campak ini untuk mencegah wabah dan penyebaran campak,” kata Page.
Pemberian vaksin dimulai di kamp-kamp darurat yang bermunculan di tiga distrik padat di Lembah Kathmandu; Bhaktapur, Kathmandu dan Lalitpur.
Program vaksinasi rencananya akan mencakup 12 distrik yang paling parah terkena dampak bencana gempa pada 25 April lalu.
(stu)