Rangkaian Gempa Nepal, Reaksi Berantai di Titik Panas

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Rabu, 13 Mei 2015 09:42 WIB
Nepal kembali diguncang gempa 7,4 SR  kemarin setelah bencana serupa April lalu menewaskan lebih dari 8.000 orang. Ini terjadi akibat pertemuan dua lempeng
Nepal kembali diguncang gempa besar kemarin setelah bencana serupa April lalu menewaskan lebih dari 8.000 orang. Hal ini terjadi akibat pertemuan dua lempeng. (Reuters/Danish Siddiqui)
Kathmandu, CNN Indonesia -- Gempa berkekuatan lebih dari 7,4 SR skala richter kembali mengguncang Nepal kemarin, Selasa (12/5). Menurut para ahli, gempa kali ini adalah reaksi berantai pergerakan lempeng di bawah permukaan Nepal yang merupakan titik panas seismik.

Gempa Nepal 25 April lalu memicu gempa-gempa lainnya, beberapa bahkan setara kekuatannya dengan gempa pertama. Persis seperti kancing yang terlepas satu-per-satu dari kemeja yang dibuka paksa, begitulah para ahli menggambarkannya.

"Gempa besar biasanya diikuti oleh gempa lainnya, terkadang sebesar gempa pertama. Hal ini karena pergerakan yang diciptakan oleh gempa pertama membuat tekanan tambahan terhadap patahan yang membuatnya tidak stabil," kata Carmen Solana, ahli vulkanologi di University of Portsmouth, Inggris, dikutip dari South China Morning Post.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gempa kemarin terjadi sekitar 76 kilometer sebelah timur Kathmandu, diikuti setengah jam kemudian oleh getaran kedua berkekuatan 6,3 skala richter.

Bencana terbaru itu sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 41 orang dan melukai 1.000 lainnya. Korban tewas ini menambah panjang daftar kematian pada gempa sebelumnya yang mencapai lebih dari 8.000 orang.

Dua gempa besar yang terpaut kurang dari sebulan ini terjadi di atas patahan yang sama, pertemuan antara lempeng India dan Eurasia. Lempeng tektonik adalah lapisan bumi yang bergerak menabrak lempeng lainnya.

Lempeng bergerak perlahan, dan tertahan akibat friksi dengan lempeng lainnya. Lempeng India bergerak ke utara, menabrak Eurasia dengan pergerakan 2 cm per tahun, menambah beban friksi secara berkala. Friksi menjadi semakin besar, menciptakan gelombang getaran yang bergerak hingga ke permukaan, menyebabkan gempa bumi.

"Sejak gempa pertama April lalu, gempa susulan bergerak ke tenggara. Ada retakan di lempeng yang tiba-tiba bergerak dari barat ke timur, gempa kedua ini terjadi akibat proses ini," kata Nigel Harris, professor tektonik di Open University, Inggris.

Menurut Badan Geologi AS, USGS, wilayah di atas lempeng India dan Eurasia kerap dilanda gempa besar. Sebelum gempa April lalu, empat lindu berkekuatan 6 SR atau lebih terjadi sekitar 250 km dari pusat gempa saat ini dalam seabad terakhir.

Gempa terbesar Nepal sebelumnya terjadi 80 tahun lalu di wilayah timur dengan kekuatan 8,1 skala richter. Bencana tahun 1934 itu menewaskan 10.700 orang di Nepal dan India. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER