Jakarta, CNN Indonesia -- Komisaris dr. Eko Yunianto dan Komisaris dr. M. Faizal akan segera berangkat ke Nepal untuk bergabung dengan tim Indonesia yang sudah terlebih dahulu tiba di sana. Keduanya akan bergabung untuk mengidentifikasi korban-korban akibat gempa yang melanda Nepal beberapa waktu lalu.
Ditemui di Mabes Polri, Rabu (13/5), Eko mengungkapkan ada beberapa kendala yang akan dihadapi dia dan Faizal saat mau melakukan identifikasi. Salah satu yang akan menyulitkan adalah jika kondisi jenazah, jika para WNI ditemukan meninggal dunia, sudah membusuk.
"Kondisi jenazah itu akan menyulitkan, terutama jika terjadi pembusukan. Selain itu data yang kurang juga akan menyulitkan," kata Eko.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Data antem mortemnya ada tapi jenazahnya sulit diidentifikasi. Nanti identifikasi bisa dilakukan dengan sidik jari dan gigi, jika itu tidak bisa maka akan menggunakan pencocokan DNA," katanya menambahkan.
Lebih jauh, Eko mengatakan sebenarnya suhu dingin di sekitar Gunung Everest bisa membantu menghambat proses pembusukan. Maka dari itu, jika benar tiga warga negara Indonesia yang hilang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, kemungkinan jasadnya masih bisa dikenali.
"Suhu dingin bisa menghambat proses pembusukan. Jika ditemukan dengan keadaan tidak diinginkan maka kemungkin masih bisa dikenali," ujar pria yang berasal dari satuan Polda Sulawesi Selatan dan Barat tersebut.
"Kita akan cocokan dengan data yang ada saat korban ditemukan," ujarnya.
Awalnya, kata Eko, jumlah WNI yang hilang berjumlah enam orang. Namun beberapa di antaranya sudah bisa dikontak dan mengerucut pada tiga nama yang hilang kontak sama sekali.
Nama dari WNI yang hilang saat sedang mau mendaki ke Pegunungan Himalaya adalah Alma Parahita, Kadek Andana, dan Jeroen Hehuwat. Sementara itu Komisaris Faizal menegaskan dirinya dan Eko hingga saat ini hanya ditugaskan selama tujuh hari di Nepal. Namun jika ada perintah lanjutan maka bisa saja ada perpanjangan waktu tinggal di Nepal.
"Intinya adalah misi utama kami menemukan dan mengidentifikasi WNI, tapi jika ada permintaan otoritas setempat maka kita akan bantu identifikasi korban lain," ujar Faizal.
Pada Selasa (28/4) Direktur Eksekutif DVI Polri Kombes Anton Castilani mengungkapkan tim akan segera diberangkatkan ke Nepal. Namun Eko mengatakan saat itu kuota keberangkatan sudah penuh dan baru bisa diberangkatkan sekarang.
Sebelumnya diberitakan bahwa
tim SAR Spanyol di desa Langtang menemukan SIM milik Alma Parahita.Lebih dari 8.000 orang tewas, bangunan-bangunan bersejarah di lembah Kathmandu luluh lantak oleh gempa bumi berkekuatan lebih dari 7 skala richter yang melanda Nepal pada Sabtu (25/4). Kemarin, Nepal kembali dilanda gempa besar yang menewaskan puluhan orang.
(den/stu)