Kabul, CNN Indonesia -- Penyerangan terjadi di sebuah wisma penginapan di Kabul, Afghanistan, menewaskan lima orang, termasuk pelaku yang bertindak sendirian. Insiden itu berakhir lima jam kemudian setelah polisi mengepung wisma tersebut.
Diberitakan Reuters, peristiwa itu terjadi pada Rabu (13/5) sekitar pukul 8.30 malam. Penyerang yang bergerak sendirian masuk ke wisma Park Palace di wilayah Kolola Pushta, kompleks diplomatik di Kabul.
Wisma yang merupakan rumah penginapan bagi warga asing itu akan menjadi tempat diselenggarakannya konser musik penyanyi Afghanistan Altaf Hussain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala polisi Kabul Abdul Rahman Rahimi mengatakan bahwa sedikitnya lima orang tewas dan lima terluka. Pelaku tewas dalam baku tembak dengan polisi. Saat peristiwa terjadi, ada 44 orang di dalam wisma. Polisi bergerak cepat mengevakuasi para tamu.
Korban tewas di antaranya adalah seorang warga Amerika dan dua warga India. Juru bicara Kedutaan Besar AS di Kabul telah mengonfirmasi kematian warganya.
Sempat muncul berbagai rumor saat penyerangan tersebut, Rahimi membantahnya. Dia mengatakan, penyerang hanya satu orang, bukan lima seperti yang diisukan. Juga tidak ada ledakan sebelum penembakan.
Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab berada di balik peristiwa ini. Namun beberapa kasus sebelumnya, motif serangan seperti ini biasa dilakukan militan Taliban atau jaringan Haqqani yang berafiliasi dengan Al-Qaidah.
Sebelumnya tahun lalu, Taliban melakukan serangan serupa ke sebuah restoran dan hotel. Sebanyak sembilan orang tewas, termasuk tiga anak-anak, dalam penyerangan Taliban ke Hotel Serena tahun lalu di Kabul.
Dua bulan sebelumnya, militan Taliban menyerbu sebuah restoran Libanon dan menembak mati 21 orang, termasuk tiga staf PBB dan pejabat senior IMF.
Rabu pagi kemarin, penyerang juga menembaki pertemuan para ulama di provinsi Helmand, menewaskan tujuh orang.
Berbagai penyerangan ini menandakan bahwa situasi di Afghanistan belum sepenuhnya aman. Taliban semakin meningkatkan intensitas penyerangan setelah tentara asing meninggalkan negara itu.
(den)