Washington, CNN Indonesia -- Setelah beberapa minggu melakukan perencanaan dan pengawasan ke satu kompleks di dekat sumur minyak Suriah timur, tentara komando AS akhirnya mendapat lampu hijau untuk menyerbu dengan sasaran: komandan ISIS yang dianggap sebagai “kepala keuangan” kelompok itu.
Pada Sabtu (16/5) subuh, Pasukan Delta diterjunkan dari helikopter Black Hawk di Suriah setelah memasuki wilayah negara itu melalui Irak. Mereka melakukan aksi serangan di negara dimana Presiden Barack Obama sejak lama ragu untuk “meningkatkan serangan darat”.
Para pejabat AS mengatakan tujuan Pasukan Delta adalah menangkap hidup-hidup seorang pemimpin militan asal Tunisia bernama Abu Sayyaf.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia diyakini bertanggungjawab atas penjualan minyak dan gas kelompok ini di pasar gelap, dan juga operasi keuangan lain untuk mendanai kampanye jihadis brutal di sejumlah besar wilayah Suriah dan Irak yang dikuasai kelompok ini.
Pasukan operasi khusus AS yang menyerang kompleks perumahan tempat tinggal para pemimpin ISIS di kota al-Amr ini, dihadang oleh pejuang militan.
Tembak-menembak pun terjadi sehingga situasinya menjadi kacau.
“Terjadi pertempuran di tempat tertutup, pertempuran satu lawan satu,” ujar seorang pejabat AS.
Pentagon mengatakan Abu Sayyaf pun “terlibat” dalam pertempuran itu dan tewas. Selain itu, selusin pejuang militan juga tewas dalam operasi tersebut.
Isteri Abu Sayyaf, Umm Sayyaf yang menurut para pejabat juga terlibat dalam “kegiatan teroris” ISIS, ditangkap dan dibawa ke Irak untuk ditanyai.
Pihak berwenang AS berharap bisa mendapatkan informasi penting dari Umm Sayyaf, juga dari komputer jinjing dan telpon selular yang berhasil disita.
“Kami berupaya mendapatkan informasi mengenai sandera yang mungkin dia miliki,” ujar Bernadette Meehan, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.
Para pejabat Amerika Serikat kemungkinan sangat ingin mendapatkan informasi terkait Kayla Mueller, pekerja bantuan asal AS yang awal tahun ini tewas ketika disandera oleh ISIS di Suriah.
Mengganggu Keuangan ISISGedung Putih menyebut operasi terhadap Abu Sayyaf ini “pukulan besar” yang bisa mengganggu keuangan ISIS - meski operasi ini juga memperlihatkan bahwa Obama mungkin lebih bersedia mengambil risiko terbatas dalam pengerahan tentara di Suriah setelah selama ini sangat tergantung pada serangan udara.
“Anggap dia sebagai ‘Kepala Keuangan’ ISIS,” ujar seorang pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya.
Operasi ini direncanakan dengan sangat teliti. Selama beberapa minggu, para komando AS berlatih di Irak dan menonton rekaman gambar lokasi kompleks yang diambil kapal pengintai tanpa awak.
Washington berusaha keras untuk tidak mengulangi kegagalan operasi pasukan khusus di Suriah timur laut tahun lalu, ketika mereka berusaha membebaskan sejumlah sandera dari tangan ISIS.
Presiden Obama memberi ijin pada operasi ini setelah ada “data intelijen yang bisa dipercaya” bahwa sasaran ada di lokasi.
 Pasukan Delta diangkut dengan helikopter Black Hawk dari Irak ke Suriah pada Sabtu subuh. (Ilustrasi/ U.S. Army/Sgt. Taresha Neal Joiner) |
Ketika serangan itu dimulai pada pukul 04.00 waktu setempat, jet tempur AS terbang di atas lokasi serangan. Kekacauan terjadi di kompleks perumahan yang dilengkapi dengan kolam renang dan lapangan tenis itu.
ISIS menempati kompleks perumahan itu setelah mengusir para pekerja perusahaan minyak agar para militan dan keluarganya bisa tinggal di sana.
Sumber-sumber dari pihak Suriah mengatakan pasukan khusus mempergunakan anjing-anjing militer dalam operasi ini, dan seorang perempuan digigit, dan seorang lagi ditembak tangannya sehingga harus dirawat di rumah sakit.
Namun, para pejabat AS mengatakan tidak ada warga sipil yang luka dalam operasi ini. Tetapi seorang perempuan Yazidi yang dijadikan budak oleh Abu Sayyaf dan isterinya berhasil dibebaskan.
Mujahid Shami, perwakilan kelompok anti ISIS yang mendapat laporan dari saksi mata di kompleks perumahan itu mengatakan, ISIS mencoba mengirim bantuan seperti sejumlah truk berisi pejuang. Tetapi mereka terlambat datang.
Sumber-sumber setempat mengatakan, kelompok militan ini tampaknya kaget karena pasukan AS tersebut mengenal betul tata ruang kompleks itu sehingga bisa menemukan lokasi Abu Sayyaf.
Shami mengatakan setelah operasi serangan selesai, ISIS mengusir seluruh warga sipil dari gedung itu dan mendirikan pos-pos penjagaan.
Kompleks itu terdiri dari 50 gedung dan sekitar 1.000 orang tinggal di sana. Shami mengatakan, kompleks ini dibangun oleh pemerintah Suriah untuk menampung keluarga pekerja sumur minyak Omari di provinsi Deir al-Zor.
Provinsi ini merupakan basis kuat ISIS yang menghubungkan wilayah-wilayah di Irak dan Suriah yang dikuasainya.
(yns)