ISIS Klaim Telah Merebut Kota Ramadi, Irak

Reuters | CNN Indonesia
Sabtu, 16 Mei 2015 13:39 WIB
Pasukan ISIS mengibarkan bendera di gedung pemerintah provinsi Ramadi untuk mengklaim telah merebut kota itu setelah menguasai sebagian besar wilayah kota.
Kota Ramadi sejak lama diserang oleh ISIS, namun kelompok ini meningkatkan serangan untuk merebut ibukota Provinsi Anbar tersebut. (Reuters/Stringer)
Baghdad, CNN Indonesia -- Militan ISIS menaikkan bendera hitam kelompok ini di kantor pusat pemerintah kota Ramadi, Irak, dan mengklaim kemenangan melalui pengeras suara masjid setelah menguasai sebagian besar ibukota provinsi bagian barat Irak ini.

Jika Ramadi jatuh, ini akan menjadi kota besar Irak pertama yang direbut kelompok pemberontak itu sejak pasukan keamanan dan kelompok paramiliter mulai memukul mundur ISIS tahun lalu.

Sumber-sumber di kepolisian Irak mengatakan bahwa para pemberontak menyerang Ramadi semalam dengan mempergunakan enam mobil bunuh diri untuk mencapai pusat kota, tempat kompleks pemerintah daerah provinsi Anbar terletak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertempuran terus berlanjut di salah satu wilayah kota Ramadi yang terletak 100 kilometer dari Baghdad, dan pasukan pemerintah masih menguasai satu kompleks komando militer di bagian barat kota itu.

“Situasi di Ramadi mengerikan, tetapi kota ini belum jatuh dan pertempuran dengan kelompok kriminal Daesh masih berjalan,” ujar Sohaib al-Rawi, gubernur Anbar, melalu akun Twitternya dengan merujuk pada nama Arab ISIS.

Perdana Menteri Haider al-Abadi telah bertemu dengan para pemimpin militer dan pasukan keamanan dan juga kepala Angkatan Udara dan badan kontra terorisme pada Jumat (15/5), dia berjanji untuk meningkatkan upaya “mengusir kelompok teroris ini dari Ramadi”.

Gedung Putih menyatakan Perdana Menteri Irak ini kemudian membicarakan serangan Ramadi ini dengan Wakil Presiden Joe Biden, yang berjanji untuk mempercepat pengiriman bantuan AS ke militer Irak seperti senjata berat, roket AT-4, amunisi dan pasokan lain.

Ramadi telah diperebutkan selama empat bulan, tetapi para pemberontak meningkatkan serangan ke kota itu pada April. Langkah ini menghancurkan upaya pasukan pemerintah merebut kembali Anbar yang merupakan provinsi terbesar Irak, dan mulai bergerak ke basis kuat ISIS di Mosul.

Seorang mayor angkatan darat yang pasukannya ditempatkan di dekat komando operasi Anbar menggambarkan situasinya kritis, dan mengatakan militan telah mengambil alih satu-satunya rute pengiriman pasokan ke kota itu sehingga upaya memperkuat pasukan tidak bisa dilakukan.

Dia mengatakan bahwa sebagian unit milter dan polisi telah mundur ke wilayah dekat komando operasi untuk melindunginya, tetapi beberapa pasukan elit kontra-terorisme “bertempur mati-matian” di wilaya Malaab, Ramadi Tengah, tempat mereka dikepung.

“Jika pemerintah tidak mengirim pasukan tambahan dan pasukan udara koalisi tidak menyelamatkan kami, Ramadi akan lepas dari tangan kita tengah malam ini,” kata mayor itu.

“Pembantaian akan terjadi dan kita semua akan dibunuh. Kami telah mempertahankan kota itu selama berbulan-bulan dan nasib kami tidak layak berakhir seperti ini. Ini penghinaan.”
Sebagian besar warga kota Ramadi telah mengungsi, namun kini mereka yang bertahan mencoba meninggalkan kota Irak itu. (Reuters/Stringer)
Namun, militer AS mencoba mengecilkan keperkasaan ISIS di Ramadi, dan mengatakan kepada pers di Pentagon bahwa militan itu secara luas “sedang bertahan” di Irak.

Kepala staf operasi koalisi pimpinan AS Brigadir Jenderal Thomas Weidley mengatakan, pasukan Iran masih menguasai sebagian besar “ infrastruktur penting dan jaringan komunikasi” di wilayah Ramadi.

“(Pasukan Irak) pada akhirnya akan berhasil merebut kembali wilayah itu,” kata Weidley dalam jumpa pers lewat telekonferens.

Ramadi adalah satu dari sejumlah kota kecil dan kota besar yang masih dikuasai pemerintah provinsi yang luas dan berbatasan dengan Arab Saudi, Suriah dan Yordania ini.

Organisasi Migrasi Internasional, IOM, mengatakan lebih dari 130 ribu orang mengungsi dari provinsi Anbar sejak militan kembali menyerang Ramadi bulan lalu. ‘

Warga yang masih bertahan, kini mencoba meninggalkan kota itu tetapi mereka kini terjebak di tengah pertempuran. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER