Kota Kuno Palmyra di Suriah Terancam Dihancurkan ISIS

Ike Agestu/CNN | CNN Indonesia
Senin, 18 Mei 2015 15:43 WIB
Satu keajaiban dunia lain terancam oleh ISIS, kali ini adalah situs Palmyra di Suriah yang berusia 2.000 tahun dan masuk situs bersejarah UNESCO.
Satu keajaiban dunia lain terancam oleh ISIS, dan kali ini adalah situs Palmyra di Suriah yang berusia 2.000 tahun dan masuk situs bersejarah UNESCO. (Thinkstock/Rafal Cichawa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satu keajaiban dunia lain terancam oleh ISIS, dan kali ini adalah situs Palmyra di Suriah yang sudah berusia 2.000 tahun dan masuk situs bersejarah UNESCO.

Pasukan pemerintah Suriah dilaporkan terlibat dalam pertempuran melawan militan ISIS setelah kelompok militan itu melancarkan serangan ke Tadmur pada Rabu lalu, dekat dengan reruntuhan Palmyra.

Pertempuran itu dilaporkan telah menewaskan 12 pejuang Suriah apda Jumat (15/5), menurut lembaga pemerhati Suriah, Syrian Obsevatory.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CNN melansir lembaga itu juga melaporkan ISIS telah mengeksekusi 23 keluarga pegawai pemerintah Suriah pada Jumat di al-Amriya. Sebanyak 26 orang juga dieksekusi di al Amriya dan dekar al-Sukhna pada Kamis. Kedua desa itu hanya berjarak sekitar 70 km timur laut dari Palmyra.

Perkembangan ini membuat banyak pihak mengkhawatirkan keberadaan Palmyra, mengingat kelompok itu telah berkali-kali menghancurkan situs sejarah di Irak, termasuk situs kota kuno Assyria, dan peninggalan bersejarah di museum Mosul.

Pejabat berwenang Suriah mengatakan bahwa jika ISIS masuk Palmyra, maka itu berari kehancuran.

Sementara itu, Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova menyerukan perlindungan situs itu.

“Situs itu sudah terkena dampak empat tahun konflik, dijarah dan merupakan harta yang tak tergantikan bagi rakyat Suriah dan bagi dunia," katanya dalam sebuah pernyataan.

Apa arti Palmyra?

Palmyra juga dikenal dengan sebutan “pengantin gurun”, merupakan puing dan reruntuhan di tengah gurun di sebelah timur laut ibu kota Damaskus.

Berlokasi di oasis, Palmyra tadinya merupakan kota monumental di tengah rute perdagangan yang mengaitkan Persia, India, dan Tiongkok dengan Kekaisaran Romawi.

Keberadaannya sebagai kota persinggahan di persimpangan peradaban kuno terlihat dari campuran gaya arsitektura di antara kuil-kuil dan pilar-pilarnya.

Ahli sejarah dan penniless novel Inggris, Tom Holland menyebut situs itu sebagai campuran luar biasa pengaruh klasik, Iran, serta Arab.

Dan karena itu, menurut dia, penghancuran Palmyra tidak hanya berarti kehilangan bagi Suriah, namun seluruh dunia. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER