Mesir Batasi Warga Perempuan ke Turki

Eky Wahyudi | CNN Indonesia
Senin, 18 Mei 2015 18:11 WIB
Mesir membatasi warga perempuannya berangkat ke Turki guna mencegah mereka bergabung dengan ISIS di Suriah.
Mesir membatasi warga perempuannya berangkat ke Turki guna mencegah mereka bergabung dengan ISIS di Suriah. (Ilustrasi/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mesir membatasi warga perempuannya berangkat ke Turki setelah bulan lalu menerapkan peraturan yang sama kepada kaum lelaki guna mencegah mereka bergabung dengan ISIS di Suriah.

Seorang pejabat polisi Mesir dikutip al Arabiya pada Minggu (17/5) mengatakan bahwa perempuan berusia antara 18 dan 40 tahun harus meminta ijin khusus untuk pergi ke Turki.

"Izin bisa didapatkan dalam 72 jam dan sekarang berlaku wajib bagi perempuan yang akan mengunjungi negara itu (Turki)," kata pejabat polisi itu tanpa menjelaskan rinciannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, seorang petugas di bandar udara Kairo mengatakan aturan ini mulai berlaku Kamis pekan lalu.

Pada Maret, Dal al-Ifta yang merupakan Otoritas Islam yang didukung pemerintah Mesir, memperingatkan perempuan agar menolak menikah dengan pejuang ISIS melalui internet yang kemudian membujuk mereka untuk pindah ke daerah yang dikuasai oleh kelompok itu.

Kaum pria diwajibkan mendapatkan izin dari pihak berwenang Mesir sebelum pergi ke Turki dan juga Libya sejak bulan Desember.
 
Kelompok jihadis melakukan serangan secara terus menerus ke Mesir, terutama di Semenanjung Sinai, sejak Presiden Mohamed Morsi digulingkan pada 2013. Para pejabat mengatakan sebagian dari mereka pernah berjuang di Suriah yang berbatasan dengan Turki.

November lalu, kelompok militan di provinsi Sinai yang sebelumnya bernama Ansar Beit Al-Maqdis, menyatakan berbaiat pada ISIS. Hal ini menyebabkan meningkatnya kekhawatiran akan keamanan di negara itu.

Pejuang militan mengatakan serangan mereka merupakan balasan atas tindakan keras pemerintah terhadap pendukung Morsi di mana ratusan dari mereka tewas, sementara ribuan lainnya dipenjara.

Morsi sendiri dituntut hukuman mati pada Sabtu (16/5) bersama dengan lebih dari 100 terdakwa lainnya, dalam kasus pengerahan massa di 2011 untuk memberontak terhadap Hosni Mubarak.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengutuk keputusan pengadilan ini dengan mengatakan bahwa Mesir kini "Kembali ke era Mesir kuno," yang merujuk pada pemerintahan Firaun lebih dua ribu tahun yang lalu.

Hubungan antara Kairo dan Ankara memburuk sejak militer Mesir mengudeta Morsi yang merupakan sekutu penting Turki.

Mesir menuduh Turki sebagai "pendukung terorisme" sementara Turki berulang kali menyebut penggulingan Morsi sebagai "kudeta".

Turki yang sering mengkritik rezim Suriah dibawah Presiden Bashar Al-Assad menolak dituduh lalai dalam mengawasi arus militan asing ke Suriah.
 
Kairo juga secara rutin mengemukakan kekhawatiran terkait konflik di Libya sejak Muammar Gaddafi digulingkan dan dibunuh pada 2011.

Pada Februari, Kairo melakukan serangan udara ke ISIS di Libya, setelah kelompok militan itu mengunggah rekaman video pembantaian 21 umat Kristen Koptik, 20 diantaranya adalah warga Mesir. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER