Di Indonesia, Hampir 12 Ribu Pengungsi Menunggu Nasib

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Selasa, 19 Mei 2015 16:16 WIB
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, menyatakan jumlah imigran di Indonesia saat ini telah mendekati angka 12 ribu jiwa.
Seorang warga etnis Rohingya memberikan minum kepada anaknya saat berada di penampungan sementara Kuala Langsa, Aceh, Minggu (17/5) malam. (Antara/Rony Muharrman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Terdamparnya lebih dari seribu imigran asal Rohingya di tiga kabupaten di Aceh menambah jumlah pengungsi yang kini masih menunggu kejelasan nasibnya di Indonesia. Menurut Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, jumlah imigran di Indonesia saat ini telah mendekati angka 12 ribu jiwa.

"Data sampai Maret 2015, paling tidak sudah ada 11.941 pengungsi yang berada di Indonesia. Ini jumlah yang cukup banyak. Mereka sedang menunggu, baik sedang diverifikasi, maupun sedang menunggu masa penempatan atau resettlement ke negara ketiga," kata Retno kepada para wartawan usai menghadiri Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Selasa (19/5).

Retno memaparkan bahwa setiap tahunnya resettlement hanya dapat dilakukan untuk 500 orang. Sehingga, dengan jumlah 12 ribu pengungsi, maka dapat dibayangkan waktu yang diperlukan untuk resettlement.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesempatan tersebut, Retno juga menekankan bahwa eksodus ribuan imigran asal Myanmar dan Bangladesh melalui beberapa kapal reyot merupakan masalah internasional yang tidak hanya melibatkan satu atau dua negara.

Oleh karena itu, Indonesia bersama dengan Malaysia dan Thailand akan melangsungkan pertemuan pada Rabu (20/5) untuk membahas persoalan arus imigran pencari suaka dari Rohingya, Myanmar, dan Bangladesh.

Dalam kesempatan itu, Retno memaparkan, Indonesia berencana untuk mengusulkan tiga poin untuk menyelesaikan masalah ini.

Pertama, Indonesia akan mengusulkan pembahasan akar masalah yang menyebabkan ribuan imigran Myanmar bermigrasi ke kawasan Asia Tenggara. Kedua, perlu adanya kerja sama antar negara dengan pihak terkait, seperti Badan Pengungsi PBB (UNHCR) dan Organisasi Migrasi Internasional (IOM).

"Baik dalam bentuk country of sources, negara asal, negara transit dan negara tujuan. Mengenai proses percepatan verifikasinya, resettlement, dan sebagainya," kata Retno melanjutkan.

Ketiga, diperlukan pembahasan soal jaringan perdagangan manusia yang turut memicu maraknya imigran gelap dan kejahatan antar negara.

Pekan ini, Retno melanjutkan, jumlah imigran gelap yang terdampar di Aceh telah mencapai 1.346 orang. Kemenlu saat ini masih menunggu hasil verifikasi yang dilakukan UNHCR dan IOM soal status imigran tersebut. Namun, Retno menyatakan ada kemungkinan para imigran tersebut akan dikembalikan ke negara asal, atau repatriasi.

Selain itu, Retno juga menyatakan akan mengedapankan pendekatan yang konstruktif atau constructive engangement dengan Myanmar.

"Kita ajak bicara, kita ajak bersama-sama menyelesaikan masalahnya," kata Retno. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER