ISIS Perkuat Posisi Pertahanan di Kota Ramadi

Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 19 Mei 2015 20:44 WIB
Kelompok ISIS memperkuat posisi di kota Ramadi yang baru direbut dari tangan pasukan Irak dan berusaha merebut dukungan dari warga kota itu.
Perdana Menteri Irak memutuskan untuk mengerahkan milisi Syiah untuk membantu upaya merebut kembali kota Ramadi. (Reuters/Stringer)
Baghdad, CNN Indonesia -- Para pejuang ISIS yang berhasil merebut kota Ramadi memperkuat cengkraman di kota itu dengan mengibarkan bendara mereka di gedung-gedung penting, dan membebaskan para tahanan yang bertujuan mendapat dukungan warga setempat.

Para saksi di Ramadi mengatakan para pejuang ISIS telah menduduki posisi-posisi bertahan dan meletakkan ranjau.

Mereka juga melakukan penggeledahan rumah untuk mencari anggota polisi dan militer, dan mendirikan pengadilan berbasis hukum Shariah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ISIS stelah membebaskan 100 tahanan dari penjara kontra-terorisme yang terletak di pusat kota Ramadi.

Saed Hammad al-Dulaimi, seorang guru yang masih bertahan di dalam kota, mengatakan: “ISIS mempergunakan pengeras suara untuk meminta warga yang anggota keluarganya ditahan berkumpul di masjid besar kota untuk menjemput mereka. Saya melihat sejumlah pria bergegas ke masjid dan menjemput saudara mereka yang ditahan.”

Langkah ini terlihat disukai oleh warga, yang sebelumnya mengeluh bahwa rakyat seringkali ditahan tanpa pengadilan.

Sami Abed Sahed, pemilik restoran di Ramadi, mengatakan ISIS menemukan 30 perempuan dan 71 pria di dalam tahanan. Kaki mereka ditembak agar tidak bisa melarikan diri ketika penjaga penjara melarikan diri.

Saksi mata juga mengatakan bendera ISIS dikibarkan di masjid terbesar, kantor pemerintah dan sejumlah gedung penting di Ramadi.

Jasim Mohammad yang memiliki toko pakaian perempuan mengatakan, seorang anggota ISIS memerintahkannya hanya menjual pakaian tradisional Islam.

“Saya harus memindahkan manekin dan mengantinya dengan alat lain untuk memajang baju. Dia mengatakan saya tidak boleh menjual pakaian dalam karena hal itu dilarang,” katanya.

ISIS juga berjanji makanan, obat dan dokter akan segera tiba di kota itu.

Dulaimi mengatakan para pejuang ISIS membongkar tembok gedung yang hancur dengan alat berat, sementara buldoser digunakan untuk menyingkirkan pasir penghalang yang diletakkan oleh pasukan keamanan Irak sebelum mereka melarikan diri.

“Menurut saya mereka mencoba menarik simpati warga Ramadi dan memberi rasa damai dan bebas untuk sesaat.
Kekalahan pasukan pemerintah Irak dari ISIS di kota Ramadi bisa menyebabkan ketidakstabilan di wilayah Timur Tengah. (Reuters/Stringer)
“Tetapi kami yakin ini hanya akan berlangsung sebentar karena hal terburuk masih akan terjadi, dan kami akan terjebak di tengah tembak-menembak ketika pemerintah dan pasukan Hashid mulai menyerang untuk merebut kembali Ramadi,” katanya.

Pertikaian Sektarian

Setelah Ramadi direbut pada Minggu (17/5), milisi Syiah yang mengendarai kendaraan lapis baja segera dikerahkan di pangkalan militer terdekat untuk mempersiapkan serangan balik merebut kembali kota yang hanya terletak sekitar 110 kilometer dari Baghdad ini. 

Keputusan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi, yang berasal dari kelompok Syiah, untuk mengirim milisi yang dikenal dengan nama Hashid Shaabi atau Mobilisasi Rakyat, untuk merebut kembali kota yang mayoritas penduduknya kelompok Sunni akan menambah pertikaian sektarian di salah satu wilayah paling keras Irak ini.

Pemerintah Abadi berjanji untuk mempersenjatai dan melatih suku Sunni pro-pemerintah seperti model yang diterapkan dalam operasi “peningkatan serangan” pada 2006-2007, ketika marinir AS mengubah perlawanan terhadap pejuang al Qaeda dengan mempersenjatai dan menggaji suku-suku setempat dalam gerakan yang dikenal dengan nama Kebangkitan Anbar.

Tetapi langkah ini sekarang sulit dilakukan kembali. Para pemimpin suku Sunni mengeluh pemerintah Irak tidak serius memberi mereka senjata, dan hingga baru menerima sedikit dukungan.

Ada kekhawatiran senjata untuk suku Sunni ini akan jatuh ke tangah ISIS. Kelompok ini berusaha keras mencegah gerakan Kebangkitan muncul kembali dengan membunuh para sheikh dan melemahkan suku-suku setempat.

Para menteri Irak menegaskan perlunya mempersenjatai dan melatih para pejuang suku Sunni. Abadi meminta negara bersatu dalam membela Irak.

“ISIS tidak bisa terus mempertahankan wilayah yang telah mereka rebut jika mendapat perlawanan tanpa henti dan kedigdayaan warga Irak,” katanya pada Selasa (19/5).

Para pakar memperingatkan bahaya kejayaan ISIS di kota Ramadi dan provinsi Anbar di wilayah Timur Tengah.

“Jika seluruh wilayah Anbar dikuasai oleh ISIS, stabilitas Irak tidak bisa dipertahankan, dan jika Irak jatuh seluruh wilayah akan semakin terdesak menuju ke kegagalan,” ujar Natasha Underhill dari Universitas Nottingham Trent.

Juru bicara operasi militer Irak Saad Maan mengatakan, pasukan pemerintah masih menguasai wilayah antara Ramadi dan pangkalan militer Habbaniya yang terletak sekitar 30 kilometer tempat para pejuang milisi menunggu perintah bergerak.

“Pasukan keamanan memperkuat posisi mereka dan mendirikan tiga garis pertahanan di sekitar Ramadi untuk menghalangi upaya teroris melakukan serangan lebih jauh,” kata Maan.

“Ketiga garis pertahanan ini akan menjadi landasan serangan setelah kami menentukan waktu membebaskan Ramadi.

[Gambas:Video CNN] (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER