Dua Gadis di Kenya Menghilang, Diduga Bergabung dengan ISIS

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Rabu, 27 Mei 2015 15:42 WIB
Dua gadis di Kenya menghilang tanpa jejak pada awal Mei lalu. Empat hari kemudian, mereka dikabarkan di Suriah, dan diduga bergabung dengan ISIS.
Dua gadis di Kenya menghilang tanpa jejak pada awal Mei lalu. Empat hari kemudian, mereka dikabarkan di Suriah, dan diduga bergabung dengan ISIS. (Dok CNN)
Jakarta, CNN Indonesia -- Foto paspor itu terlihat lusuh, namun Rahma Adan tak lekang mengamati foto tersebut dari waktu ke waktu. Foto itu selalu disimpan di dalam dompetnya, ia anggap sebagai salah satu hartanya yang paling berharga.

Dalam foto tersebut, seorang gadis remaja mengenakan jilbab berwarna hitam terlihat tersenyum. Rahma menjelaskan itu adalah foto putrinya, Tawfiqua, 20, yang menghilang bersama temannya, Salwa Abdulla pada awal bulan ini.

Kedua keluarga kini masih berkutat dengan teka-teki menghilangnya dua gadis ini. Keduanya terakhir terlihat ketika Salwa berkunjung ke rumah Tawfiqua di ibu kota Kenya, Nairobi, pada 13 Mei lalu seusai pulang sekolah. Beberapa saat kemudian, Salwa pamit, dan Tawfiqua mengantarnya keluar rumah. Nahas, keduanya tak pernah kembali ke rumah masing-masing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menghilangnya dua gadis ini sontak membuat bingung keluarga mereka. Teman-teman mereka pun tak tahu ke mana mereka pergi.

Suasana bimbang berubah menjadi gempar ketika empat hari kemudian sebuah pesan pendek dikirimkan Tawfiqua kepada sepupunya, berbunyi "Assalamualaikum, bagaimana kabarmu? Sekarang saya di Suriah. Beritahu semua orang untuk tidak mencari saya. Saya sehat-sehat saja."

Pesan itu mengejutkan kedua keluarga, yang tak pernah menyangka gadis remaja mereka pergi ke Suriah.

"Ketika saya menerima pesan itu, saya sangat terkejut. Saya pingsan, seluruh keluarga, yang bersama dengan saya, juga terkejut dan menangis," kata Rahma kepada CNN, Rabu (26/5).

Tawfiqua dan Salwa merupakan mahasiswi yang dikenal keluarganya sebagai gadis yang baik, tenang dan Muslim yang taat.

"Ketika dia memiliki waktu luang, dia selalu membaca al-Quran, dia tidak menonton film. Dia mencintai agamanya, sebagai seorang Muslim, dia mencintai agamanya," kata Rahma, sembari melipat sajadah dan mukenah yang biasa dipakai Tawfiqua untuk shalat.

Hari berganti pekan, namun hingga berita ini ditulis, belum ada informasi lagi terkait keberadaan dua gadis ini.

Jika memang Tawfiqua berada di Suriah, Rahma tak habis pikir bagaimana putrinya itu bisa meninggalkan Kenya dan berangkat ke Suriah tanpa tanda pengenal maupun paspor. Pertanyaan yang sama yang hingga kini coba dipecahkan oleh kepolisian Kenya yang menyelidiki kasus ini.

Jika mereka berada di Suriah untuk bergabung ISIS, Tawfiqua dan Salwa mengikuti sejumlah gadis lainnya yang rela meninggalkan rumah untuk bergabung dengan kelompok militan.

Maret lalu, polisi Kenya menangkap empat wanita muda yang mencoba menyeberangi perbatasan ke Somalia tanpa dokumen perjalanan yang tepat. Keempatnya didakwa di pengadilan Mombasa dengan tuduhan bergabung dengan kelompok al-Shabaab, yang berbasis di Somalia. Namun, mereka menyangkal tuduhan tersebut.

Polisi dan beberapa pemimpin agama di Kenya menyatakan semakin banyak pemuda Kenya yang mencoba melintasi perbatasan untuk bergabung dengan al-Shabaab, yang bulan lalu meluncurkan serangan di Garissa University College, dan menewaskan 148 orang.

Pakar terorisme menilai Kenya merupakan negara pendonor pejuang terbesar untuk al-Shabaab yang berafiliasi dengan al-Qaidah ini. Para pemuda yang tertarik untuk ikut berjihad biasanya tengah mencari identitas, terprovokasi oleh gagasan ekstremis yang meradikalisasi mereka.

Rahma menyatakan bahwa meskipun dia sulit untuk percaya, namun ada kemungkinan bahwa putrinya telah teradikalisasi.

"Saya tidak tahu. Mungkin setan telah berubah pikirannya. Mungkin ada orang datang dan mengatakan sesuatu padanya, menceritakan kisah yang salah, dan membujuknya," kata Rahma.

Ketika ditanya apakah dia memiliki pesan untuk putrinya yang hilang, Rahma menyatakan: "Saya mohon padanya untuk pulang. Karena sebagai seorang ibu, ini sangat menyakitkan." (ama/stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER