Washington, D.C., CNN Indonesia -- Militer AS tidak sengaja mengirimkan bakteri anthrax hidup ke laboratorium di lima negara bagian Amerika Serikat dan pangkalan udara di Korea Selatan. Upaya pencegahan infeksi anthrax langsung dilakukan terhadap para staf dan personel militer yang menangani sampel bakteri ini.
Diberitakan Reuters, insiden ini disampaikan dalam pernyataan resmi Pentagon pada Rabu (27/5). Pentagon mengatakan, seharusnya yang dikirim adalah anthrax yang telah dimatikan, namun ternyata proses mematikan bakteri itu tidak berhasil dilakukan tahun lalu.
Lab militer, swasta dan akademik di sembilan negara bagian yang dikirimi anthrax adalah Maryland, Texas, Wisconsin, Delaware, New Jersey, Tennessee, New York, California dan Virginia pada Sabtu pekan lalu. Tidak ada infeksi atau risiko terpapar anthrax. Namun telah dilakukan tindak pencegahan yang disebut
post-expodure prophylaxis terhadap empat staf sipil Pentagon, termasuk di dalamnya pemberian vaksin, antibiotik atau keduanya sekaligus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tindakan pencegahan medis juga dilakukan terhadap 22 personel militer di pangkalan udara AS, sekitar 35 kilometer sebelah selatan Seoul, Korsel. Pentagon mengatakan, tidak ada satu pun dari personel yang menunjukkan gejala anthrax.
Sampel anthrax di Korsel dimusnahkan, sementara sisanya di sembilan negara bagian AS akan dikirim ke laboratorium untuk diteliti. Penyelidikan kini dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, CDC.
Awalnya, sampel bakteri akan dikirim dalam keadaan mati dari lab militer di Utah untuk diteliti sebagai bagian dari pengujian menangkal serangan senjata biologi.
Sampel anthrax itu rencananya akan diuji dengan melihat reaksi saat disebar di udara. Jika anthrax hidup berada di udara maka akan sangat mematikan. Kasus seperti ini pernah terjadi di tahun 2001 saat spora anthrax dikirim ke kantor media dan pemerintah, menewaskan lima orang.
Insiden ini terjadi 11 bulan setelah insiden serupa terjadi di AS. Saat itu CDC tidak sengaja mengirimkan anthrax yang ternyata masih hidup ke laboratorium lain dengan sistem pengamanan bakteri rendah. Beruntung tidak ada yang terpapar bakteri tersebut.
Pertengahan tahun lalu, seorang peneliti CDC mengirimkan sampel virus flu burung yang telah dilemahkan. Namun ternyata jenis yang dikirim adalah strain yang sangat berbahaya.
(stu)