Jakarta, CNN Indonesia -- Seekor burung merpati yang terbang dari Pakistan ke India dicurigai menjadi ‘mata-mata’.
Pada Kamis lalu, burung merpati itu mendarat di sebuah rumah warga India, hanya empat kilometer dari perbatasan dengan Pakistan.
Sebuah pesan dalam bahasa Urdu tertera pada sayap burung merpati, dililit dengan kabel, membuat penduduk di distrik Pathankot, India, menyerahkan burung itu ke polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami menyelidikinya hanya dari sudut itu,” kata Rakesh Kaushal, komanda polisi Pathankot, ketika ditanya apakah para petugas sedang menginvestigasi burung yang mungkin terlibat dalam spionase oleh Pakistan.
"Ini adalah contoh yang pertama di daerah saya. (Tempat) ini adalah perbatasan yang sensitif," katanya kepada
CNN lewat telepon.
Sejauh ini, polisi tidak menemukan apapun dari burung merpati. Mereka mengatakan burung itu diperiksa dengan sinar X-ray, tapi tidak ditemukan apapun yang berhubungan dengan spionase di tubuhnya.
Meski begitu, penyidik belum bisa menguraikan apa arti pesan dalam bahasa Urdu yang terpasang di sayap burung merpati.
Polisi juga menyelidiki angka yang dicetak pada burung. “Nomor ini bukan nomor telepon rumah ataupun seluler seperti dugaan awal. Tapi kami sedang menyelidiki lebih lanjut," kata kepala polisi.
India dan Pakistan berbagi sejarah panjang sejak kemerdekaan dari kekuasaan Inggris pada 1947. Telah terjadi perang sebanyak empat kali antara kedua negara tersebut, tiga di antaranya terjadi di wilayah Kashmir, yang diklaim oleh keduanya.
Sebuah garis militer membagi wilayah sengketa antara India dan Pakistan, dan kedua belah pihak mengakui apa yang mereka sebut defisit kepercayaan. Pembicaraan untuk menormalkan hubungan tidak menghasilkan terobosan atas sebagian dari isu yang beredar di antara mereka, termasuk Kashmir.
Hubungan kedua negara kembali memburuh tahun ini ketika Pakistan membebaskan Zaki-ur-Rehman Lakhvi, pimpinan kelompok teror Lashkar-e-Tayyiba, yang dituduh mendalangi serangan teror di Mumbai pada November 2009 silam, yang menewaskan 160 orang.
(stu)