Empat Warga AS Disandera Houthi di Yaman

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Senin, 01 Jun 2015 21:11 WIB
Seiring dengan konflik yang terus berkecamuk di Yaman, sejumlah warga AS dikabarkan disandera di Yaman oleh kelompok pemberontak Syiah Houthi.
Hingga saat ini, tidak ada tanda-tanda kesepakatan damai antara Arab Saudi dan kelompok pemberontak Houthi di Yaman. (Reuters/Khaled Abdullah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seiring dengan konflik yang terus berkecamuk di Yaman, sejumlah warga Amerika Serikat dikabarkan disandera oleh kelompok pemberontak Syiah Houthi di negara itu.

Dilaporkan New York Times, menurut sumber dari pejabat AS, sebanyak empat warga AS disandera kelompok yang telah menguasai ibu kota Sanaa itu. Namun, sumber tersebut tidak memberikan informasi tentang identitas warga AS dan rincian atas kasus mereka. Satu orang di antaranya disandera sekitar dua pekan lalu, menurut keluarganya.

Para tahanan diyakini disandera di ibu kota Sanaa, dibawah kendali militer Houthi yang terus menerus menerima gempuran serangan udara dari koalisi internasional yang dipimpin Arab Saudi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

The Washington Post, mengutip pejabat yang tak dipublikasikan namanya, melaporkan pada Jumat (29/5) pekan lalu bahwa setidaknya empat orang Amerika diyakini berada dalam tahanan Houthi di Sanaa. Keempatnya dilaporkan tidak bekerja untuk pemerintah AS, dan diyakini memiliki kewarganegaraan ganda, Yaman dan AS.

Atas permintaan keluarga, nama para sandera tidak dipublikasikan.

Sejumlah sumber dari Departemen Luar Negeri AS menyatakan mereka tengah berupaya mengusahakan pembebasan keempat warga AS tersebut. Namun, hal ini sulit diwujudkan karena AS bersebrangan dengan Houthi terkait konflik di Yaman.

Pemerintahan Obama mendukung secara terbuka serangan militer koalisi internasional yang dipimpin Saudi untuk memukul mundur Houthi dari ibu kota dan sejumlah kota besar lainnya sejak akhir Maret lalu.

Sementara para pemimpin Houthi mengecam peran Amerika Serikat terhadap konflik di Yaman dan dukungan AS terhadap serangan udara Saudi. 

Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa tokoh senior kelompok pemberontak al-Houthi sedang melangsungkan pembicaraan damai dengan para pejabat Amerika Serikat di Oman dalam upaya menyelesaikan konflik di Yaman.

Hingga saat ini, tidak ada tanda-tanda kesepakatan damai antara Saudi dan Houthi. Padahal, jumlah korban tewas terus merangkak naik hingga mendekati angka 2.000 jiwa. Tak sedikit warga sipil termasuk di antara para korban.

Pengacara Sharif Mobley, seorang tahanan Amerika yang ditangkap beberapa tahun yang lalu di Sanaa atas tuduhan terorisme, menyatakan kekhawatirannya bahwa serangan udara Saudi membahayakan klien mereka.

Tim pengacara menyatakan Mobley ditahan di sebuah penjara di pangkalan pasukan keamanan Houthi yang dibom beberapa pekan lalu oleh Saudi. Mereka meminta para pajabat AS mendesak Saudi untuk menghentikan serangan udara.

"Apakah pemerintah Amerika Serikat mengabaikan permohonan kami untuk mendesak Saudi tidak meluncurkan bom? Atau apakah Saudi mengabaikan desakan AS?," kata Namir Shabibi, kepala tim pengacara dan anggota kelompok pemerhati HAM, Reprieve. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER