Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan ribu warga Hong Kong pada Kamis (4/6) dijadwalkan menghadiri peringatan tindakan keras pemerintah Beijing terhadap demonstran pro-demokrasi Tiananmen pada 1989 silam. Peringatan ini seakan merefleksikan terkekangnya demokrasi di kota Hong Kong saat ini.
Suhu politik kembali meningkat menjelang pemilihan suara kepala pemerintahan Hong Kong yang akan digelar pada 17 Juni mendatang. Pasalnya, kandidat kepala pemerintahan kota itu telah dipilih oleh Beijing. Langkah ini dinilai tidak sejalan dengan semangat demokrasi dan hak pilih universal yang dijanjikan China kepada Hong Kong.
Saat demonstrasi pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen meletus 26 tahun yang lalu, Beijing meluncurkan tindakan keras untuk membubarkan massa. Sejumlah tank dikirimkan untuk memecah barisan demonstran yang sebagian besar merupakan para siswa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat ini, China tidak pernah merilis jumlah korban yang tewas. Namun, kelompok pemerhati HAM dan saksi mata memperkirakan jumlah korban dapat mencapai ratusan, bahkan ribuan.
Menjelang peringatan, keamanan di sekitar Lapangan Tiananmen pada Kamis (4/6) terlihat diperketat. Rastusan warga mengantre panjang dalam pemeriksaan tas oleh petugas keamanan. Seorang wanita paruh baya yang datang dengan membawa bunga mawar plastik diseret dari pos pemeriksaan oleh petugas keamanan.
"Mengapa saya tidak boleh masuk? Kalian penjahat," teriak wanita tersebut sebelum diseret oleh tiga petugas kepolisian, dikutip dari Reuters, Kamis (4/6).
Terlepas dari teriakan kesal sang wanita paruh baya itu, Lapangan Tiananmen terlihat tenang, dengan ratusan turis terlihat asyik mengambil gambar di bawah rerintikan hujan.
Peristiwa pembantaian Tiananmen diperingati setiap tahun di Hong Kong, kota bekas jajahan Inggris yang kembali ke pemerintahan China pada 1997. Namun, peringatan pada tahun ini tak terlepas dari unjuk rasa pro-demokrasi yang dikenal dengan Occupy Central yang sempat memblokade jalan-jalan protokol dan pusat bisnis di Hong Kong selama berbulan-bulan pada tahun lalu.
"Occupy Central merupakan perjuangan yang sama bagi warga Hong Kong dalam skala lebih kecil," kata pejabat kota Hong Kong sekaligus penyelenggara peringatan Lee Cheuk-yan.
"Kita tidak seharusnya membedakan perjuangan kita untuk demokrasi dari perjuangan rakyat China. Kita harus menyatukan keduanya dan berjuang bersama," kata Lee melanjutkan.
Namun, tak seperti kerusuhan di Tiananmen, gerakan Occupy Central dibubarkan tanpa aksi kekerasan serius dari petugas kepolisian.
Lee mengungkapkan nuansa peringatan juga akan tergambar jelas di Victoria Park yang terletak di sebelah pelabuhan Hong Kong. Sejumlah foto dan simbol aksi Hong Kong akan ditampilkan di atas panggung, dan akan terlihat dalam sejumlah T-shirt dan poster.
Selain itu, kalung berbandul payung berwarna kuning tergantung di leher patung Dewi Demokrasi, yang menjulang tinggi sebagai pengingat kerusuhan Tiananmen. Payung berwarna kuning merupakan simbol demokrasi di Hong Kong, karena para aktivis menggunakan payung tersebut untuk menghalau semprotan merica dan gas air mata yang dilemparkan polisi.
Hong Kong kembali ke pemerintahan China di bawah kesepakatan satu negara dua sistem pada 1997. Hanya di Hong Kong, peringatan kerusuhan Tiananmen dapat digelar. Sementara di China daratan, pembahasan soal kerusuhan ini saja dianggap tabu dan "kontra-revolusioner" oleh pemerintah Beijing.
(ama/stu)