Jakarta, CNN Indonesia -- Beredarnya video pemenggalan jurnalis Amerika Serikat, James Foley, memotivasi aktor asal Inggris, Michael Enright, untuk pergi ke Suriah dan bergabung dengan kelompok bersenjata untuk melawan ISIS.
"Video itu menyayat hati, mengejutkan dan membuat saya marah," kata Enright, yang sempat bermain dalam film 'Pirates of the Caribbean: Dead Man's Chest', Old Dogs' dan 'Knight and Day', dikutip dari
CNN, Kamis (11/6).
Enright menyatakan pembunuhan kejam terhadap para sandera ISIS asal Inggris dan Jepang, serta sejumlah laporan terkait penganiayaan ISIS terhadap minoritas Yazidi di Irak semakin membulatkan tekadnya untuk memerangi kelompok militan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aktor berusia 51 tahun tersebut akhirnya memutuskan meninggalkan karir aktingnya di Los Angeles pada Maret lalu untuk menjadi relawan pasukan Kurdi di Suriah.
Memasuki Suriah melalui Turki dan Irak, Enright meminta pemerintah Inggris memberikan bantuan kepada pasukan Kurdi untuk melawan para ekstremis itu.
Diwawancarai CNN di Rojava, wilayah yang dikuasai Kurdi di utara Suriah, Enright menyatakan pasukan Kurdi memiliki semangat dan kemauan untuk melawan tetapi membutuhkan dukungan serangan udara untuk menghentikan rute bantuan kepada ISIS. Dia melihat bukti secara langsung di desa-desa Kurdi yang dibebaskan dari ISIS di mana ekstremis meninggalkan kemasan makanan yang berasal dari Turki.
Selama ISIS memproklamirkan diri, pasukan Kurdi di Irak dan Suriah menjadi penyeimbang paling efektif untuk menghadapi ekspansi kelompok itu. Pasukan bersenjata Kurdi di Suriah, YPG, memiliki kemampuan tempur tingkat tinggi untuk menjaga kota Kobani dari ISIS.
Enright meminta pemerintah Inggris di bawah Perdana Menteri David Cameron untuk meninjau kembali keputusan mereka untuk tidak memberikan dukungan udara bagi para pejuang anti-ISIS di Suriah.
Enright mengatakan perjuangan pasukan Kurdi mendapatkan hambatan ketika melawan ISIS di wilayah yang dikuasai ISIS yang berada dekat dengan markas Kurdi, seperti Kobani, Cizire dan Efrin.
Diduga tengah membuat filmKetika Enright menjelaskan misinya untuk membantu pejuang Kurdi, banyak orang yang mempertanyakan motifnya.
Pekan lalu, mantan teknisi Angkatan Darat AS, Jordan Matson--kini merekrut orang asing yang ingin bergabung dengan pasukan Kurdi melawan ISIS--menyatakan dalam sebuah tulisan di Facebook bahwa Enright bertanggung jawab atas dirinya sendiri jika tewas bersama rekan-rekannya.
Pria asal Sturtevant, Wisconsin, itu menyatakan dalam tulisannya bahwa Enright dikeluarkan dari empat satuan pertempuran dan dua kali diminta meninggalkan unit YPG.
Dia juga mempertanyakan kejiwaan Enright, sembari menyebutkan bahwa Enright membawa senapan AK-47 yang telah dinonaktifkan oleh dirinya sendiri. Matson bahkan menduga Enright berada di Suriah untuk menulis naskah film.
Sementara menurut hasil penelururan CNN, sejumlah pejuang Amerika lain dan pasukan YPG menyatakan beberapa warga negara Barat mengecam tindakan Enright.
Enright kemudian menolak tuduhan tersebut. "Saya tidak diminta untuk meninggalkan tempat oleh empat jenderal, saya tidak menaruh pistol di mulut saya atau ingin bunuh diri, saya tidak terancam dengan cara apapun oleh Kurdi," kata Enright.
"Saya suka para pejuang Kurdi dan unit saya merupakan pengalaman yang terbaik yang tidak bisa saya dapatkan di kehidupan sipil," kata Enright.
Namun, Enright tidak menyebutkan nama di balik berita negatif tentang dirinya di media yang merebak pada pekan lalu. Enright bersikeras pemberitaan tersebut dibuat tidak berdasarkan fakta dan hanya gosip belaka.
Enright mengatakan dia membawa dua kamera ke Suriah. Ia menyatakan, karena para pejuang Kurdi mengetahui dirinya merupakan mantan aktor, mereka memintanya untuk memfilmkan keadaan di sana.
Namun, dia menolak bahwa dirinya tengah menulis naskah film dan tidak berencana untuk melakukannya dalam waktu dekat.
"Ini tentang kelompok kejam yang disebut ISIS dan upaya membasmi mereka dari muka bumi. Ini tentang sesuatu yang substansial dan nyata," kata Enright.
Enright yang berasal dari Manchester mengatakan dia prihatin atas dampak pemeritaan negatif terhadapnya yang telah memengaruhi keluarganya di rumah. Ini yang menjadi alasan Enright untuk berbicara kepada media.
Adapun soal kehidupannya di Suriah, Enright mengatakan dia tidak berencana untuk meninggalkan Suriah, sebelum ISIS benar-benar dapat dipukul mundur dari Rojava.
Mencoba mengkonfirmasi bantahan Enright, Matson menyatakan tetap berpegang teguh kepada tulisannya tentang Enright.
Hingga saat ini, YPG belum bersedia berkomentar terkait hal ini.
(ama/stu)