Pengunjuk Pro-Demokrasi Hong Kong Kembali Beraksi

Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 14 Jun 2015 18:24 WIB
Ribuan pendukung gerakan pro-demokrasi Hong Kong turun ke jalan untuk memprotes reformasi pemilu yang diajukan Beijing dan akan diperdebatkan parlemen.
Ribuan pengunjuk rasa pro-demokrasi Hong Kong memprotes usul pemilihan pemimpin Hong Kong dari Beijing. (Reuters/Tyrone Siu)
Hong Kong, CNN Indonesia -- Ribuan orang turun ke jalan-jalan di Hong Kong untuk memprotes reformasi pemilu yang disetujui oleh Beijing dalam pemilihan pemimpin baru wilayah itu.

Aksi protes pada Minggu (14/6) ini adalah awal dari aksi yang akan berjalan selama beberapa hari sebelum paket reformasi itu diajukan ke badan legislatif Hong Kong.

Beijing mengusulkan pemilihan langsung pemimpin Hong Kong pada 2017, tetapi hanya kandidat yang telah disetujui dan pro Beijing saja yang diijinkan mencalonkan diri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pengunjuk rasa pro-demokrasi Hong Kong mengatakan keputusan itu mengingkari janji China untuk memberi pemilihan umum demokratis di wilayah bekas jajahan Inggris tersebut.

Pengunjuk rasa, yang sebagian mengenakan kaus kuning dan membawa payung kuning yang merupakan simbol gerakan pro-demokrasi, bergerak dari Taman Victoria di wilayah perbelanjaaan yang ramai, ke kantor pusat pemerintah.

“Kami ingin mengatakan “tidak” pada usul pemerintah itu,” ujar Cleo Chui, seorang mahasiswa.

“Ini bukan yang diinginkan warga Hong Kong. Komite pemilu tidak mewakili suara Hong Kong - calon sudah disaring lebih dulu. Itu bukan pemilihan yang demokratis.”

Pegiat pro-demokrasi yang menuntut pemilihan bebas, melakukan aksi pendudukan tahun lalu yang melumpuhkan pusat finansial Hong Kong selama beberapa minggu.

Daisy Chan dari Fron Hak Asasi Manusia Madani, yang menyelenggarakan pawai kali ini, mengatakan kegiatan itu adalah kesempatan terakhir untuk memperjuangkan demokrasi.

Badan legislatif Hong Kong akan mulai membicarakan paket pemilu itu pada Rabu, dan mereka akan mengadakan pemungutan suara akhir mingg ini.

Pendukung pemerintah China, sebagian mengibarkan bendera China, terlihat di sepanjang rute demonstrasi. Kedua kubu saling berteriak satu sama lain, sementara polisi terus mengawasi situasinya.

Hong Kong dikembalikan ke bawah pemerintah China oleh Inggris pada 1997, dengan formula “satu negara, dua sistem” yang memberi otonomi dan kebebasan yang cukup besar bagi wilayah itu. Sementara, pemilihan yang demokratis dijanjikan sebagai “tujuan akhir”.

Tetapi Beijing khawatir aspirasi Hong Kong untuk mendapatkan demokrasi penuh akan berdampak ke wilayah daratan

Jumlah pengunjuk rasa kali ini lebih sedikit dari 50 ribu yang diharapkan oleh penyelenggara. Mereka berpawai di bawah suhu yang panas dan kering.
Setidaknya 5.000 petugas keamanan akan dikerahkan ketika badan legislatif melakukan pemungutan suara.
Pengunjuk rasa mengenakan kaus kuning dan membawa payung kuning yang merupakan simbol perjuangan pro-demokrasi Hong Kong. (Reuters/Tyrone Siu)
Sumber di kepolisian Hong Kong mengatakan jumlah pengunjuk rasa akan bertambah dan akan lebih marah jika paket aturan itu diloloskan.

Meski khawatir dengan gelombang baru demonstrasi pro-demokrasi, para pejabat senior China yakin bahwa Hong Kong akan menerima paket aturan yang memerlukan dua pertiga dari 70 kursi di badan legislatif untuk bisa diberlakukan.

Sebanyak 27 anggota badan legislatif Hong Kong telah mengatakan akan memveto paket itu. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER