Canberra, CNN Indonesia -- Hubungan Indonesia dan Australia ramai diberitakan meregang akibat perkara imigran ilegal yang dilarang masuk ke perairan Negeri Kangguru. Namun Perdana Menteri Tony Abbott justru mengatakan sebaliknya: hubungan kedua negara kian erat.
Gesekan terbaru Jakarta-Canberra adalah soal penyuapan oleh aparat di Australia agar kapten kapal yang membawa imigran mengalihkan pelayaran mereka ke Indonesia. Desakan penjelasan dari pemerintah Indonesia terkait penyuapan tersebut diabaikan Australia.
Menteri Luar Negeri Julie Bishop justru menyarankan Indonesia meningkatkan penjagaan perbatasan mereka. Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla menegaskan bahwa tindakan tersebut "tidak sesuai dengan etika-etika yang benar dari hubungan bernegara."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati memanasnya hubungan kian kentara, namun Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan bahwa persahabatan Australia dan Indonesia justru semakin kental. Menanggapi komentar JK, Abbott mengatakan bahwa hubungan kedua negara semakin kuat berkat langkah Australia menghentikan kapal imigran.
"Hal terbaik dari menghentikan perahu itu adalah semakin meningkatkan hubungan kita dengan Indonesia. Kita punya hubungan yang baik dengan indonesia, hubungan yang kuat, semakin kuat setiap hari," kata Abbott pada media di Canberra, Selasa (16/6), dikutip dari Sydney Morning Herald.
Abbott malah menyalahkan media yang menurutnya hanya memberitakan hal-hal buruk ihwal hubungan dua negara.
"Terkadang, orang akan mengatakan hal-hal, yang oleh para wartawan kerap dipromosikan dan digencarkan, banyak media lebih tertarik mempromosikan perselisihan ketimbang mengemukakan hal-hal konstruktif antara kedua negara," lanjut Abbott.
Abbott mengatakan sekitar 250 penyelundup manusia telah dipenjara, kebanyakan di Indonesia, sebagai hasil dari kerja sama dua negara.
Tidak hanya soal imigranHubungan Australia-Indonesia sendiri tidak hanya terganjal masalah imigran. Menlu dua negara belum bertemu lagi secara resmi sejak eksekusi mati dua penyelundup narkotika asal Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, April lalu. Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson pekan lalu yang sempat ditarik akibat eksekusi Chan dan Sukumaran kembali bertugas pekan lalu.
Selain itu, hubungan dua negara juga tercederai dengan pelanggaran batas laut oleh Angkatan Laut Australia saat menggiring kapal imigran kembali ke Indonesia. Kisruh dua negara juga sempat terjadi setelah penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono oleh Australia terkuak pada 2013.
Berbagai cela hubungan ini bertentangan dengan tekad Abbott dua tahun lalu yang mengatakan bahwa kebijakan luar negeri Australia di bawah kepemimpinannya akan "lebih ke Jakarta dan kurang ke Jenewa."
Sebuah survei yang digelar Lowy Institute juga menunjukkan bahwa simpati rakyat Australia terhadap Indonesia terpuruk ke titik terendah dalam delapan tahun terakhir. Di mata warga Australia, pandangan terhadap Indonesia kini sejajar dengan Rusia dan Mesir.
Lowy Institute mengatakan perkara imigran pencari suaka menjadi "sumber ketegangan hubungan" dengan sebanyak 87 persen warga Australia meyakini Indonesia harus melakukan tindakan lebih tegas dalam membantu Canberra mengatasi penyelundupan manusia.
(den)