Jakarta, CNN Indonesia -- Everest, gunung tertinggi di dunia, bergeser sebanyak 3 cm ke arah barat daya akibat gempa 7,8 SR yang mengguncang Nepal pada 25 April lalu.
Namun, menurut Lembaga Survei, Pemetaan dan Geoinformasi Nasional China, gempa yang menyebabkan 8.000 orang tewas dan puluhan ribu lainnya luka-luka itu, tidak mempengaruhi ketinggian Everest.
Berlawanan dengan data itu, April lalu, radar satelit milik Eropa, Sentinel 1-A, yang melintasi wilayah yang terkena dampak gempa dan melakukan pengamatan udara menemukan bahwa Puncak Everest menyusut hingga 2,8 cm. (Baca:
Ketinggian Everest Berkurang Pasca Gempa Nepal)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Media resmi China, Xinhua, melaporkan bahwa Lembaga itu meletakkan sistem monitor di puncak Everest pada 2005 untuk meneliti pergerakan gunung.
Dalam satu dekade, Everest sudah bergerak ke arah timur laut dengan kecepatan 4 cm per tahun, dan bertambah tinggi 0,3 cm setiap tahunnya. Ini berarti, Everest bergeser 40 cm setiap tahunnya.
Namun gempa pada April menggeser Everest yang berada di perbatasan Nepal dan China, ke posisi semula seperti sembilan bulan sebelum gempa.
Namun gempa susulan berkekuatan 7,5 SR pada 12 Mei tidak menggeser Everest.
(stu)